Kabar Baik Bagi Penderita TBC, Pengobatan Bisa Lebih Singkat Tak Lagi Berbulan-Bulan

Minggu 01-12-2024,07:02 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : Marieska Harya Virdhani

JAKARTA, DISWAY.ID - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa saat ini tengah dilakukan pengembangan pengobatan tuberkulosis (TBC) yang lebih singkat.

Budi juga menilai bahwa strategi pengobatan TBC justru lebih baik dibanding dengan Covid-19.

"Pengobatan TBC itu lebih bagus dari Covid-19, cuma membutuhkan waktu yang lama, antara 6-22 bulan, mesti minum setiap hari 5-6 tablet," ungkap Budi pada dialog "Jaga Bersama: Inspiring Stories from the Field" secara daring di Jakarta, 29 November 2024.

BACA JUGA:Eliminasi TBC, 6 Saran Epidemiolog agar Skrining Lebih Efisien dan Hemat Biaya

"Berat banget kan, jadi nggak pernah selesai," lanjutnya.

Sedangkan apabila pengobatan terhenti di tengah jalan, dapat memicu resistensi terhadap obat TBC pada pengobatan yang berikutnya.

Sementara itu, pengembangan obat TBC terus berlangsung sehingga pada tahun lalu terdapat regime obat-obatan baru yang bisa mempersingkat masa pengobatan.

BACA JUGA:Menkes Budi Gunadi Ungkap 3 Kandidat Vaksin TBC, Ini Asal Negaranya

"Kita ada regime obat-obatan baru diperkenalkan tahun lalu, dari 30 turun ke 6 bulan. Yang 6 bulan sekarang kita sudah clinical research untuk turun ke 4 bulan atau kalau bisa turun ke 2 bulan," lanjutnya.

Bahkan, disebutkannya tengah ada penelitian untuk obat TBC yang diberikan cukup sekali.

"Atau juga diganti sama one shot (injeksi). Jadi sekarang kita clinical trial juga, sama dengan si vaksin (TBC)," cetusnya.

BACA JUGA:Penanganan TBC Masuk Quick Win Presiden Prabowo, Covid-19 Jadi Biang Kerok Penularan!

Seperti yang diketahui, vaksin TBC saat ini sudah memasuki tahap uji klinis untuk bisa digunakan di Indonesia segera.

Ia menyebut bahwa vaksin merupakan kunci penanganan penyakit menular yang paling cepat dan efektif.

"KIta akui semua penyakit menular penanganan yang paling cepat, paling efektif karena ada vaksin. Covid-19 itu berhenti gara-gara ada vaksin. Jadi bukannya saya mau merendahkan inisiatif lainnya, tetapi memang vaksin itu memainkan peran signifikan untuk mengurangi penyebaran penyakit menular," paparnya.

Kategori :