Meskipun diskusi dan mediasi terus dilakukan untuk mencari jalan tengah, akhirnya kurator memutuskan untuk mundur dari peranannya, karena kesepakatan mengenai tema dan kurasi tidak tercapai.
Pihak Galeri Nasional Indonesia menegaskan bahwa penyimpangan tema ini adalah alasan utama dihentikannya pameran, dan bukan adanya upaya pembredelan atau pembatasan terhadap karya seniman.
Pembredelan adalah istilah yang salah digunakan untuk menggambarkan proses yang terjadi, karena keputusan ini diambil secara profesional dan berdasarkan prinsip kebebasan berekspresi yang dijunjung tinggi oleh Galeri Nasional Indonesia.
Keputusan Seniman untuk Menurunkan Karyanya
Setelah pameran dihentikan, beberapa karya Yos Suprapto diturunkan dari ruang pameran.
Galeri Nasional Indonesia menegaskan bahwa penurunan karya ini adalah keputusan pribadi seniman, karena beberapa sudah laku terjual di tengah polemik.
Dengan demikian, penurunan karya bukan merupakan tindakan yang dipaksakan, melainkan merupakan hak seniman atas karya yang telah diperdagangkan.
BACA JUGA:Awal Mula Pameran Yos Suprapto ‘Dibredel’ di Galeri Nasional, Geger 5 Lukisan Mirip Jokowi
Keputusan ini sepenuhnya berada di tangan Yos Suprapto dan tidak ada tekanan dari pihak Galeri Nasional Indonesia untuk menurunkan karya tersebut.
Penghentian pameran “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan” oleh Galeri Nasional Indonesia bukanlah tindakan pembredelan, melainkan keputusan yang diambil karena tidak ditemukannya kesepakatan antara kurator dan seniman terkait penyimpangan karya yang ditampilkan dengan tema yang disepakati.