Dalam banyak kasus, glaukoma tidak menunjukkan gejala sama sekali. Inilah sebabnya mengapa deteksi dini sangat penting.
Melalui pemeriksaan mata rutin, dokter dapat memeriksa tekanan mata dan kondisi saraf optik untuk mendeteksi glaukoma sedini mungkin.
Cara Mendeteksi Glaukoma
Deteksi dini glaukoma sangat penting untuk mencegah kerusakan permanen pada saraf optik dan kebutaan.
Ada beberapa tes yang digunakan untuk mendeteksi glaukoma, dan biasanya dilakukan oleh dokter mata selama pemeriksaan rutin.
Tes Tonometri
Salah satu tes yang paling umum adalah tonometri, yang mengukur tekanan di dalam bola mata. Tes ini penting karena glaukoma disebabkan oleh peningkatan tekanan mata yang berlebihan.
Hasil tes yang menunjukkan tekanan di atas normal, artinya Anda berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan saraf optik.
Pemeriksaan Saraf Optik
Selain tonometri, dokter mata juga melakukan pemeriksaan saraf optik untuk mencari tanda-tanda kerusakan. Selama pemeriksaan ini, dokter menggunakan alat khusus untuk melihat langsung ke bagian belakang mata.
Bentuk dan warna saraf optik yang abnormal bisa menjadi indikator awal glaukoma.
BACA JUGA:Katarak Ancam Kebutaan, 8,1% Pasien Takut Dioperasi
Tes Perimetri
Tes lain yang sering dilakukan adalah uji lapang pandang atau perimetri, yang mengukur kemampuan mata melihat objek di area sekitar. Tujuannya adalah untuk mendeteksi kehilangan penglihatan tepi, yang merupakan salah satu gejala khas glaukoma.
Tes Pachymetry
Tes tambahan seperti pachymetry, yang mengukur ketebalan kornea, juga bisa dilakukan. Ketebalan kornea dapat memengaruhi pengukuran tekanan mata, sehingga ini penting untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Jika Anda berada dalam kelompok risiko tinggi, seperti memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma atau kondisi medis tertentu seperti diabetes, melakukan pemeriksaan ini secara rutin sangat dianjurkan untuk mendeteksi glaukoma sedini mungkin.