JAKARTA, DISWAY.ID-- Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 telah memasuki tahap penjurian utama.
Tercatat, sebanyak 519 karya telah masuk dalam tahapan tersebut.
Dengan jumlah karya sebanyak itu, ajang bergengsi tahunan dalam menggairahkan jurnalis se-Indonesia ini, disebut mengalami peningkatan dalam kepesertaanya.
Peningkatan jumlah pesertapun terbilang cukup tinggi yang dibanding tahun 2023 hanya 406 peserta.
BACA JUGA:Sambut HPN 2025, Ketum PWI Ingatkan Tim Persiapkan Hal-Hal Teknis
Sedangkan pada tahun 2024, jumlah melonjak menjadi 519 karya yang masuk.
Demikian ini diklaim mencerminkan antusiasme yang kuat dari kalangan jurnalis.
"Kami terkesan dengan kualitas dan keragaman karya yang masuk tahun ini. Proses penjurian akan sangat ketat mengingat tingginya standar dan kreativitas yang ditunjukkan para peserta," kata Ketua Panitia Adinegoro 2024, Artini Suparmo.
Data pendaftar Anugerah Jurnalistik Adinegoro dari tahun 2020 hingga 2024 mengungkapkan dinamika menarik dalam dunia jurnalisme Indonesia.
Pertama, penurunan tajam jumlah karya dari 823 di tahun 2020 menjadi 406 di tahun 2023, sebelum sedikit rebound di tahun 2024, menunjukkan volatilitas yang mungkin dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti pandemi COVID-19 dan perubahan dalam konsumsi media.
Secara khusus, kategori 'Cetak' dan 'TV' tampak mengalami penurunan yang paling signifikan sepanjang periode ini, yang mungkin mencerminkan pergeseran audiens dari media tradisional ke platform digital.
Sementara itu, kategori 'Siber' dan 'Video Sosmed' secara umum menunjukkan tren peningkatan, menegaskan pertumbuhan media digital dan sosial sebagai alat utama dalam jurnalisme kontemporer.
Penurunan drastis pada tahun 2023 dan rebound yang terjadi pada tahun 2024 menunjukkan respons dari industri jurnalisme dalam beradaptasi dengan tantangan baru, termasuk pengaruh teknologi dan preferensi konsumen yang berubah.
Penurunan jumlah peserta dalam kategori 'Cetak' dan 'Radio' menandakan urgensi bagi pelaku industri ini untuk berevolusi dan mungkin lebih mengintegrasikan elemen digital dalam operasi mereka untuk tetap relevan.
Keseluruhan data ini mengajak para pemangku kepentingan dalam industri jurnalisme untuk memikirkan kembali strategi mereka dalam menghadapi perubahan lansekap media.