"Dulu puskesmas-puskesmas nggak pernah skrining jiwa. Jadi sekarang kita melakukan skrining jiwa, pertama kali. Skrining ini, kita di sekolah, di dewasa, di lansia," tambahnya.
Dalam pelaksanaannya, skrining dilakukan dalam bentuk pengisian kuesioner untuk mengetahui indikasi adanya gangguan jiwa yang mungkin dialami seseorang.
BACA JUGA: Hadiri Munas Konsolidasi, Arsjad Rasjid Pamit dari Kursi Ketua Umum: Kadin Harus Solid!
"Kita lihat potretnya karena selama ini potretnya itu kita tidak pernah mengambil. Ini benar, tapi kan tidak pernah diukur saja."
“Dugaan kita, 30-an persen dari 200 juta penduduk ini (mengalami gangguan mental),” tutupnya.