
BACA JUGA:Waduh Gawat! Lolly Kabur Lagi dari RS Polri, Razman Nasution: Saya Gak Tau Dia di Mana!
Kerugian ini belum termasuk dampak jangka panjang yang timbul akibat penurunan produktivitas perikanan.
"Jika dihitung dengan asumsi 20 hari kerja dalam sebulan, kerugian total nelayan bisa mencapai Rp7,776 miliar setiap bulan," pungkas Achmad.
Selain dampak ekonomi, pagar laut ini juga merusak ekosistem pesisir.
Hal ini dikarenakan struktur bambu dan pemberat pasir yang digunakan untuk membangun pagar mengganggu habitat alami ikan, udang, dan kerang.
BACA JUGA:6 Daftar Pertunjukan Barongsai di Mall Bekasi saat Imlek 2025, Saksikan Keseruan Atraksinya!
BACA JUGA:Ratusan Pegawai Ditjen Dikti Kemendiktisaintek Suarakan Perlakuan Tak Adil Menteri Satryo
Hal ini semakin memperburuk kondisi ekosistem yang sudah rentan akibat aktivitas manusia lainnya. Alih-alih mencegah abrasi, pagar ini justru menciptakan tekanan baru pada lingkungan.
"Pihak-pihak yang mengklaim terlibat dalam pembangunan pagar laut menyebutkan bahwa struktur ini dirancang untuk mitigasi abrasi, tsunami, serta mendukung budidaya kerang hijau dan tambak ikan. Namun, investigasi lapangan menunjukkan bahwa klaim tersebut tidak dapat dibuktikan," tutur Achmad.