Waspada! 88% Anak Indonesia Sudah Akses Internet, Risiko Digital Mengintai

Jumat 14-02-2025,13:58 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : Marieska Harya Virdhani

JAKARTA, DISWAY.ID - Risiko bahaya di dunia digital mengintai anak-anak yang sudah menggunakan gadget atau internet. 

Ketua Tim Pengelolaan Komunikasi Strategis Pemerintah Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi Hastuti Wulanningrum mengungkapkan kondisi dunia digital di Indonesia.

Wanita yang akrab disapa dengan Tutu tersebut mengutip data BPS tahun 2021 yang mencatat 88,99 peren anak usia 5 tahun ke atas di Indonesia sudah mengakses internet.

BACA JUGA:Kecanduan Main Gadget, Menkes: Akhir-Akhir ini Banyak Anak yang Terlambat Bicara

"Nah, ini 5 tahun ke atas itu agak mengerikan, ya, jadi apa yang dia akses tentunya harus bisa kita sebagai orang tua mengerti, bisa mengendalikan," tutur Tutu pada peluncuran program keamanan remaja di TikTok, Jakarta, 13 Februari 2025.

Anak dalam hal penggunaan gadget ini harus mendapatkan pengawasan ketat dari orang tua.

Terlebih, setiap kegiatan anak kini tak lepas dari gadget, termasuk untuk mencari informasi terkait tugas sekolahnya.

BACA JUGA:Mendikdasmen Abdul Mu’ti Ingatkan Bahaya Gadget: Permainan Zaman Dulu Beda dengan Sekarang

"Tapi, seberapa banyak orang tua dan anak yang memiliki koneksi baik seperti itu?" ujarnya.

Sedangkan, saat ini tantangan digital yang menimbulkan risiko bagi anak semakin menghantui.

"Cyberbullying, hoax dan misinformasi, eksploitasi dan kejahatan online, serta ketergantungan anak-anak terhadap media sosial tentu berdampak pada kesehatan mental mereka," bebernya.

BACA JUGA:Mendikdasmen Abdul Mu’ti Ingatkan Bahaya Gadget: Permainan Zaman Dulu Beda dengan Sekarang

Menurutnya, dampak penggunaan gadget ini banyak dialami  anak-anak di lingkungannya, terutama yang berusia 11-12 tahun yang bisa mengakses internet menggunakan perangkat milik orang tuanya.

"Ada pembiaran disitu sehingga mereka kadang, namanya para remaja, sudah ada suka-sukaan sama lawan jenis seperti itu, nah itu pernah ada yang mengalami cyberbullying."

"Lalu hoax dan misinformasi, percaya kepada berita palsu atau yang tidak bisa dipertanggungjawabkan tanpa cek kebenaran. Eksploitasi dan kejahatan online, kadang anak-anak remaja belum bisa mengendalikan, belum bisa memfilter ini ajakan dari orang lain melalui medsos, ajakan ketemuan seperti itu," tambahnya.

Kategori :