Namun, dengan adanya program Santripreneur, zakat yang diterima oleh mustahik tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga produktif.
Program ini memberikan pelatihan keterampilan kewirausahaan kepada santri, sehingga mereka tidak hanya mengandalkan zakat untuk bertahan hidup, tetapi mampu menghasilkan pendapatan dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Seiring berjalannya waktu, mereka yang dulunya mustahik bisa menjadi muzaki, yang akhirnya turut berkontribusi dalam mendistribusikan zakat kepada mereka yang membutuhkan.
BACA JUGA:Ombudsman RI: Baznas Tunjukkan Peningkatan Signifikan dalam Penilaian Kepatuhan Pelayanan Publik
Memperkenalkan Konsep Kewirausahaan Sejak Dini
Santri yang terlibat dalam program Santripreneur diajarkan untuk memulai usaha mereka sendiri, dengan memperkenalkan konsep kewirausahaan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Melalui pelatihan yang diberikan, mereka belajar bagaimana mengelola bisnis secara mandiri, baik dari sisi operasional, pemasaran, hingga pengelolaan keuangan.
Dalam konteks Ramadhan, program ini juga mengajarkan tentang berniaga dengan niat ibadah, di mana setiap usaha yang dilakukan menjadi ladang pahala.
Santri yang terlibat dalam Santripreneur tidak hanya didorong untuk sukses secara finansial, tetapi juga untuk menjadikan usaha mereka sebagai bagian dari dakwah dan kontribusi terhadap masyarakat.
Dengan begitu, mereka menjadi wirausaha yang berintegritas dan bermanfaat bagi umat.
BACA JUGA:Ombudsman RI: Baznas Tunjukkan Peningkatan Signifikan dalam Penilaian Kepatuhan Pelayanan Publik
Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Pesantren
Program Santripreneur juga memiliki dampak besar terhadap pemberdayaan ekonomi pesantren. Dengan keterampilan kewirausahaan yang diperoleh, para santri tidak hanya membantu diri mereka sendiri, tetapi juga memperkuat ekonomi pesantren tempat mereka belajar.
Santri yang sukses dalam usaha mereka dapat menginvestasikan sebagian hasil usahanya untuk pengembangan pesantren, baik untuk biaya operasional, pembangunan, maupun pengembangan program-program keagamaan.
Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk menunjukkan bagaimana zakat yang disalurkan melalui program Santripreneur dapat menciptakan dampak jangka panjang.
Dengan adanya program ini, zakat yang selama ini hanya disalurkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kini dapat digunakan sebagai investasi untuk mencetak santri yang tidak hanya cerdas dalam bidang agama, tetapi juga mampu mengelola ekonomi secara mandiri.
BACA JUGA:Mantap! Baznas RI Raih Penghargaan Pengawasan Kearsipan ANRI dengan Predikat A
Membuka Peluang Bisnis Halal dan Berkelanjutan
Santripreneur mendukung para santri untuk membuka usaha yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, seperti usaha yang halal dan bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, mereka juga didorong untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan, baik dari segi finansial maupun sosial. Usaha yang dikembangkan oleh para santri dalam program ini sering kali berfokus pada produk atau jasa yang memiliki nilai tambah, baik itu dalam bidang pertanian, kerajinan tangan, kuliner, ataupun teknologi.