Israel Gunakan Senjata Berhulu Pertikel Kubus Tangsten yang Hancurkan Tubuh Warga Gaza, Dokter RS Gaza: Ini Kejahatan Perang

Senin 21-04-2025,10:51 WIB
Reporter : Reza Permana
Editor : Reza Permana

BACA JUGA:Ini Isi Pertemuan Singo Edan dan Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Jelang Arema FC vs Persebaya

BACA JUGA:Liverpool Selangkah Lagi Juara Liga Inggris 2024-2025, Manchester United Terhindari dari Terdegradasi

Sedangkan Feroze Sidhwa, seorang dokter bedah trauma dari California yang bekerja di rumah sakit Eropa di Gaza selatan pada bulan April lalu menyampaikan jika dirinya mendapati banyaknya anak-anak yang terluka akibat serpihan tersebut.

“Sekitar setengah dari cedera yang saya tangani terjadi pada anak-anak dan banyak yang terluka akibat serpihan yang sangat dan sering terlewatkan saat melakukan perawatan,” paprarnya.

“Partikel itu jauh lebih kecil dari apa pun yang pernah saya lihat sebelumnya, tetapi menyebabkan kerusakan luar biasa di bagian dalam,” katanya.

“Anak-anak lebih rentan terhadap cedera tembus karena tubuh mereka lebih kecil. Bagian vital mereka lebih kecil dan lebih mudah rusak dan saat pembuluh darah mereka robek maka akan sangat sulit untuk menyelamatkan mereka,” tegasnya.

BACA JUGA:Ambil Cicilan Terendah KUR BSI 2025 Pinjaman Rp100 Juta untuk Bisnis Usaha, Begini Cara dan Syarat Mengajukannya

BACA JUGA:Tukar Poin dari Game Penghasil Uang, Cair Saldo DANA Gratis Rp341.000 ke Dompet Elektronik Edisi Hari Kartini 2025

Pakar bahan peledak yang melakukan penyelidikan menyampaikan jika kubus tungsten tersebut ditempatkan di bagian hulu ledak peledak untuk memaksimalkan korban.

Trevor Ball yang merupakan mantan teknisi penjinak bahan peledak Angkatan Darat AS, mengatakan bahan peledak itu menyemprotkan kubus tungsten dan bantalan bola yang jauh lebih mematikan daripada ledakan itu sendiri.

“Bola dan kubus ini adalah efek fragmentasi utama dari amunisi ini, dengan selongsong amunisi yang memberikan porsi efek fragmentasi yang jauh lebih kecil. Sebagian besar peluru artileri dan bom tradisional mengandalkan selongsong amunisi itu sendiri daripada lapisan fragmentasi tambahan,” katanya.

Sedangkan pihak Amnesty International pertama kali mengidentifikasi amunisi yang dikemas dengan kubus logam yang digunakan dalam rudal Spike di Gaza pada tahun 2009.

BACA JUGA:Federico Valverde Pahlawan Real Madrid Usai Sikat Athletic Bilbao, Perebutan Gelar Juara La Liga yang Dramatis

BACA JUGA:Layanan SIM Gratis bagi ASN dan Wartawan Perempuan di Balai Kota DKI Jakarta, Pemprov Jakarta: Peringati Hari Kartini

"Mereka tampaknya dirancang untuk menyebabkan cedera maksimum dan, dalam beberapa hal, tampaknya merupakan versi yang lebih canggih dari bantalan bola atau paku dan baut yang sering dikemas kelompok bersenjata ke dalam roket kasar dan bom bunuh diri," menurut keterangan pihak Amnesty.

Ball mengatakan bahwa senjata yang dilengkapi dengan selongsong fragmentasi adalah amunisi yang relatif kecil, karena mereka dikemas dengan logam tambahan, mereka sangat mematikan di sekitarnya. 

Kategori :