
"Misalnya kami dengan Pindad, itu kan industri angkatan (militer) juga, industri senjata, tentu itu kaitannya dengan TNI dan sebagainya, itu kami bekerja sama untuk menemukan berbagai hal kaitannya dengan kemandirian industri, industri senjata atau industri untuk mendukung pelaksanaan pertahanan di Indonesia. Jadi secara itu tidak ada masalah," paparnya.
Tak hanya itu, Brian menyebut bahwa bidang pertahanan memerlukan terobosan-terobosan teknologi yang secara akademis memang banyak dikembangkan di perguruan tinggi.
"Banyak sekali kebutuhan-kebutuhan untuk pertahanan kita yang di daerah-daerah terluar, itu membutuhkan terobosan-terobosan teknologi."
BACA JUGA:Besaran Tukin Dosen Kemendiktisaintek Terbaru berdasarkan Perpres 19-2025, Ada yang Sampai Rp33 Juta
BACA JUGA:Wamendiktisaintek Pastikan MSIB Berlanjut: Sudah Ada Anggaran, Segera DIluncurkan
"Dalam konteks akademik, dalam konteks riset, itu secara luas setiap universitas tidak sedikit yang sudah melakukan (kerja sama) dengan berbagai mitra, tidak hanya dengan TNI.
"Tentu beberapa dari kampus yang melakukan kerja sama akademik, kerja sama riset, inovasi, itu berasal dari kalangan militer," pungkasnya.