JAKARTA, DISWAY.ID -- Ditengah-tengah tren global yang mulai meninggalkan Paris Agreement, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyoroti Indonesia yang masih menjadi produsen batu bara dan migas.
Menurut Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, sektor critical minerals sendiri masih memiliki potensi besar, yang juga semakin meningkat seiring meningkatnya kebutuhan global terhadap mineral penting untuk transisi energi.
“Potensi kolaborasi ini semakin terbuka lebar. Apalagi kalau kita mampu mencari keseimbangan antara Amerika (Serikat) dan Indonesia, yang sudah ada obatnya,” jelas Anindya kepada Disway, pada Kamis 1 Mei 2025.
BACA JUGA:Modus Bimbel di Yogyakarta Disinyalir Terlibat Kecurangan UTBK
BACA JUGA:Golkar Beri Sinyal Bakal Dukung Prabowo Lagi: Kami Kawal Sampai Selesai, 2029 Kita Bicarakan Lagi
Kendati begitu. Anindya juga menambahkan bahwa Indonesia sendiri adalah negara yang serius dalam transisi energi, namun tetap mengedepankan keseimbangan kepentingan nasional dan keberlanjutan sosial.
“Mudah-mudahan ini semua bisa mempromosikan bahwa Indonesia adalah negara yang bagus buat investasi, sangat serius mengenai energi transisi, tapi yang paling penting adalah bisa membawa manfaat kepada orang banyak. Karena transisi yang paling baik adalah transisi yang adjust,” jelas Anindya.
Sementara itu, Anindya juga menambahkan bahwa harga energi terbarukan kini mulai kompetitif jika dibandingkan dengan energi fosil dalam skala besar.
Meskipun begitu, Anindya menyataka bahwa Indonesia akan tetap mengedepankan pendekatan bertahap dan terukur.
BACA JUGA:May Day 2025! Tak Mau Buruh Jadi Penonton, FSPI Desak Perusahaan Serap Warga Lokal Tangerang
BACA JUGA:Kasus Predator Seksual Jepara Harus Jadi Alarm Nasional, Ini Kata Komnas Perempuan
“Karena harganya sudah mulai kompetitif, kalau dalam skala besar, dengan tentunya generation daripada Power, misalnya dari petro dan juga gas. Tapi tentu Indonesia ingin melakukannya secara teratur, karena kita juga ingin memanfaatkan energi yang sudah ada selama ini,” ujar Anindya.