Penolakan inilah yang dianggapnya sebagai penyebab mutasi empat dokter anak tersebut.
Dirinya sendiri sebagai Ketua Umum IDAI baru saja dimutasi dari RS Cipto Mangunkusumo ke RS Fatmawati.
Kemudian, Hikari yang merupakan konsultan hematologi-onkologi anak di RSCM dipindahkan mendadak ke RSAB Harapan Kita pada Desember 2024 lalu.
"Cara mutasinya sama dengan cara mutasi saya, tidak diberikan SK di awal, tiba-tiba beredar isu mutasi. Kemudian katakanlah ini akhir bulan, dua hari lagi sudah harus bekerja di tempat baru. Ini sangat bertentangan dengan peraturan perundang-undangan tentang mutasi ASN," paparnya.
BACA JUGA:Pramono Resmi Lantik 59 Pejabat Pemprov DKI, 3 Wali Kota dan Bupati Dirotasi
BACA JUGA:Inabuyer B2B2G Expo 2025, Perkuat Ekosistem Bisnis Lokal dan Perluas Pasar Produk Dalam Negeri
Begitu pula dengan Fitri Hartanto yang dimutasi dari RS dr. Kariadi ke RS Sardjito pada Desember 2024 lalu.
IDAI menyoroti mutasi Fitri ini tidak sejalan dengan dalih-dalih yang disampaikan Kemenkes, salah satunya untuk pemerataan pelayanan.
Di mana, Fitri merupakan konsultan tumbuh kembang anak satu-satunya di RS dr. Kariadi, sedangkan RS Sardjito memiliki tiga konsultan tumbuh kembang anak sebelumnya.
Terbaru, Kemenkes juga memberhentikan Rizky setelah menulis kritikan atas dipindahtugaskannya Piprim, di mana hal ini memuat kerugian yang mungkin ditimbulkan, mulai dari segi pelayanan kepada masyarakat hingga kelanjutan nasib residen PPDS yang dididik Piprim.
BACA JUGA:Menag Ngaku sedang Nego dengan MUI Soal Penyembelihan Dam Haji di Indonesia
Pada pemberhentian Rizky, Kemenkes menjelaskan bahwa ia merupakan dokter lepas yang diberhentikan kemitraannya karena masalah kedisiplinan.
"Beredar katanya masalah disiplin, padahal belum pernah ada SP1, SP2, apalagi tidak ada pengadilan disiplin, tidak pernah dinyatakan terjadi pelanggaran disiplin,” tutupnya.