BACA JUGA:Menunggu Anwar Usman Buka Kotak Pandora terkait Gibran: Saya Cooling Down Dulu
BACA JUGA:KWI Berharap Paus Leo XIV ke Indonesia: Beliau Pernah ke Tanah Papua
Direktur jenderal operasi militer akan berbicara lagi pada 12 Mei pukul 12:00 waktu setempat.
Menurut Dar, India dan Pakistan juga telah mengaktifkan saluran militer dan hotline setelah kesepakatan tersebut.
Sedangkan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga mengatakan India dan Pakistan telah sepakat untuk memulai pembicaraan tentang seperangkat isu yang luas di lokasi netral.
Namun, dalam sebuah pernyataan di media sosial, Kementerian Informasi dan Penyiaran India sebagian membantah hal ini.
“Tidak ada keputusan untuk mengadakan pembicaraan tentang isu lain di tempat lain,” ungkapnya.
BACA JUGA:Alasan Sedang Perbaikan, Layanan Offline Dukcapil Kota Tangerang Tutup Sementara
Subir Sinha, direktur South Asian Institute di SOAS University of London, mengatakan kepada seperti dilansir Al Jazeera bahwa pembicaraan bilateral yang lebih luas akan menjadi proses yang sangat menantang karena India sebelumnya telah menolak perkembangan tersebut.
“Salah satu argumen tentang apa yang disebut kebijakan kuat terhadap Pakistan yang diadopsi pemerintah Modi adalah bahwa tidak mungkin lagi untuk duduk bersama dan membahas komitmen yang luas dan jangka panjang untuk menyelesaikan masalah,” kata Sinha.
Oleh karena itu, ini akan menandai pembalikan posisi pemerintah India dan dapat berdampak buruk pada sayap kanan di India, yang anggotanya telah menyerukan serangan terhadap Pakistan.
Sinha mengatakan bahwa Perjanjian Perairan Indus, yang partisipasinya ditangguhkan oleh India dan Perjanjian Simla, yang diancam akan ditarik oleh Pakistan, perlu dilanjutkan sepenuhnya dan mungkin dipandang sebagai dasar untuk melangkah maju.