Dorong Perdagangan Naik Dua Kali Lipat, Kadin Buka Pintu Investasi dan Kerja Sama Energi Lewat Kunjungan ke AS

Dorong Perdagangan Naik Dua Kali Lipat, Kadin Buka Pintu Investasi dan Kerja Sama Energi Lewat Kunjungan ke AS

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie menyampaikan bahwa Indonesia telah sukses menarik sejumlah peluang dagang di-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Sebagai salah satu pihak yang turut hadir dalam kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS), Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie menyampaikan bahwa Indonesia telah sukses menarik sejumlah peluang dagang di negara Paman Sam.

Dalam hal ini, Anindya menyampaikan bahwa kunjungan Kadin dalam forum-forum strategis yang dihadirinya di tiga kota utama AS yakni New York, Washington DC, dan Los Angeles menggambarkan meningkatnya ketertarikan AS terhadap potensi Indonesia, terutama dalam sektor energi terbarukan dan hilirisasi mineral.

"Posisi Indonesia dalam forum tersebut sangatlah penting, khususnya karena isu iklim dan energi adalah 'isu kehidupan' bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Kalau air naik, hancur semua kita," jelas Anindya kepada Disway di Jakarta, pada Sabtu 10 Mei 2025.

BACA JUGA:Digambarkan sebagai Cerminan Paus Fransiskus, KWI Beberkan Alasan Vatikan Pilih Nama Paus Leo XIV

BACA JUGA:Di Balik Cepatnya Penunjukan Paus Leo XIV, KWI: Cerminan Paus Fransiskus

Melanjutkan, Anindya juga menambahkan bahwa komitmen terhadap energi bersih masih kuat di tingkat negara bagian meskipun Pemerintah AS sempat menarik diri dari Paris Agreement di masa Presiden Trump.

"Dua pertiga dari 50 negara bagian tetap ingin lanjut. Bahkan Texas, negara bagian yang terkenal dengan minyak dan gas, justru menjadi pengguna energi angin dan surya terbesar kedua setelah California," ungkap Anindya.

Di sisi lain, Anindya juga mengungkapkan bahwa Indonesia telah sukses mencatatkan surplus perdagangan dengan AS sebesar 18 miliar dolar AS.

Namun demikian, Anindya juga menambahkan bahwa Kadin menilai perluasan volume perdagangan jauh lebih penting daripada sekadar menjaga keseimbangan neraca.

"Target kami bukan hanya menyeimbangkan. Kami ingin menaikkan total perdagangan dua arah dari 40 miliar dolar AS saat ini, menjadi 80 miliar dolar AS dalam 2-3 tahun ke depan. Kalau disiasati dengan benar, bisa tembus 120 miliar dolar AS dalam empat tahun," tegas Anindya.

BACA JUGA:Paus Leo XIV Ternyata Pernah ke Indonesia, Begini Ceritanya

BACA JUGA:Peningkatan Daya Saing Terhambat, Kemenperin Ungkap Alasannya

Sebagai perbandingan, Anindya menyebut perdagangan Indonesia dengan China yang mencapai 130 miliar dolar AS bisa menjadi tolok ukur.

Dalam hal ini, Anindya mengungkapkan bahwa kerja sama dengan AS justru berpeluang besar berkembang di tiga bidang utama yakni perdagangan barang seperti alas kaki, garmen, elektronik, serta kebutuhan AS seperti kedelai, susu, dan daging.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads