Nafar Awal atau Nafar Tsani, Semangat Jamaah Tak Surut di Mina

Minggu 08-06-2025,13:37 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Mohamad Nur Khotib

MAKKAH, DISWAY— Jamarat, Mina, terus didatangi para jamaah haji dari berbagai belahan dunia. Tak pernah sepi setiap saat. Mereka melaksanakan lontar jumrah selama hari tasyrik.

Bagi yang memilih nafar awal akan mengakhiri hari ini. Sementara yang mengambil nafar tsani akan melontar jumrah hingga Senin, 9 Juni 2025. Mayoritas jamaah haji Indonesia biasanya memilih nafar awal.

BACA JUGA:Menag Cerita Jamaah Haji Ikut Mendoakan Kemenangan Timnas Indonesia saat Wukuf di Arafah

Namun, ada pula yang tetap memilih nafar tsani. Seperti Ibrahim Ahmad, jamaah haji dari Kloter 02 Embarkasi Aceh (BJT 02).

“Masih semangat. Lanjut sampai nafar tsani, Senin terakhir ya,” ungkap lelaki asal Aceh Timur itu saat ditemui seusai lontar jumrah di tugu setan aqobah, Sabtu malam, waktu Arab Saudi, 7 Juni 2025.

BACA JUGA:Menag Jamin Seluruh Jamaah Haji Wukuf di Arafah, Termasuk yang Sakit Berat

Bagi Ibrahim, spirit rangkaian ibadah haji harus dibawa hingg ke tanah air. Termasuk lontar jumrah yang dimaknainya sebagai semangat melawan keburukan sifat-sifat yang ada di dalam diri.

“Semua kebiasaan buruk yang didorong hawa nafsu harus dihilngkan. Itu kan yang bisa dimaknai dari kisah Nabi Ibrahim melawan setan,” tambah lelaki 55 tahun itu.

BACA JUGA:477 Jamaah Lansia, Risti, dan Disabilitas Difasilitasi Safari Wukuf oleh PPIH Arab Saudi: Ibadah Khusyuk, Proses Lancar

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa lempar jumrah bukan sekadar ritual melempar batu ke jamarat, tetapi merupakan simbol pengusiran sifat-sifat buruk dalam diri.

“Ini kan mengikuti teladan Nabi Ibrahim. Jadi, ini adalah peristiwa simbolik untuk melempar dan mengusir setan. Termasuk setan di sini adalah nafsu kita sendiri,” ujar Menag di depan Jamarat.

BACA JUGA:Jamaah Terlambat Dievakuasi dari Muzdalifah, Kemenag Ungkap Penyebab dan Langkah Penanganan

Ia menjelaskan bahwa makna terdalam dari lempar jumrah adalah proses penyucian diri. Ia mengajak jemaah haji Indonesia untuk menjadikan momen ini sebagai saat mengintrospeksi diri dan melepaskan berbagai sifat buruk yang selama ini membelenggu.

“Makna pelemparan jumrah adalah tentang mengusir segala bentuk godaan dan sifat buruk dalam diri kita, keserakahan, amarah, pelit, suka memfitnah, berbohong, dan mencela orang lain. Tinggalkan semua itu di sini, kuburkan sifat-sifat buruk itu di sini,” ucapnya.

BACA JUGA:Jamaah Haji Indonesia Selamat Jalani Puncak Ibadah, Tak Ada yang Tertinggal di Muzdalifah

Kategori :