Wujudkan Resiliensi Nasional, ADEXCO 2025 Jadi Panggung Inovasi dan Kolaborasi Penanggulangan Bencana Berkelanjutan

Selasa 17-06-2025,19:39 WIB
Reporter : Reza Permana
Editor : Reza Permana

Ia menekankan pentingnya peran lembaga perlindungan sipil dalam membangun sistem respons yang terintegrasi dan adaptif menghadapi kompleksitas ancaman bencana.

BACA JUGA:Pelaku Pembunuhan Istri di Ciputat Jadi Tersangka, Ditahan Jatanras PMJ

BACA JUGA:InJourney Beberkan Alasan Pilot Saudia Airlines Mendarat Darurat di Kualanamu Usai Diancam Bom

Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam membangun ketahanan berkelanjutan, mengingat kerentanannya terhadap berbagai risiko bencana seperti aktivitas seismik, banjir, dan dampak perubahan iklim.

ADEXCO 2025 diharapkan menjadi katalisator sinergi antar pemangku kepentingan dalam menjawab tantangan kemanusiaan dan lingkungan yang semakin kompleks.

Hal ini juga selaras dengan laporan UNDRR yang menyebut Asia sebagai kawasan paling rentan terhadap bencana, terutama banjir.

Menanggapi tantangan tersebut, pendekatan adaptif dan berbasis teknologi menjadi kunci.

Di Indonesia, pemanfaatan teknologi seperti drone, AI, big data, dan sistem peringatan dini telah mempercepat respons dan meningkatkan akurasi mitigasi.

Komitmen ini diperkuat oleh kebijakan nasional seperti RIPB 2020–2044 yang menekankan sinergi lintas lembaga dan integrasi sistem informasi.

BACA JUGA:4 Pulau Sengketa Resmi Masuk Aceh, Istana Minta Masyarakat Kedua Wilayah Berdamai

BACA JUGA:Ciptakan Ribuan Sarjana dan Tenaga Terampil, Pemkab Tabalong Gandeng ITPLN

“ADEXCO mengambil peran strategis dalam membentuk kerangka ketahanan menyeluruh yang mencakup teknologi, komunitas, dan institusi perlindungan sipil dengan harapan menjadikan Indonesia model ketahanan berkelanjutan di kawasan,” tutup Andrian.

Indonesia digolongkan sebagai salah satu negara yang rawan akan bencana, baik bencana alam, bencana non alam maupun bencana yang diakibatkan oleh kegiatan manusia.

Secara geografis Indonesia terletak di zona subduksi atau persimpangan tiga lempeng utama yaitu lempeng Eurasia di utara, lempeng Pasifik di timur, dan lempeng Indo-Australia di selatan yang menyebabkan Indonesia rawan terhadap bencana alam.

Menghadapi kondisi geografis dan tantangan kebencanaan yang semakin kompleks tersebut, diperlukan pendekatan yang adaptif dan berbasis teknologi.

Dalam konteks ini, adopsi teknologi memainkan peran krusial. Di Indonesia, teknologi telah menjadi katalisator penting dalam mempercepat respons dan meningkatkan akurasi mitigasi.

Kategori :