Melina mengaku saat itu memang tidak memiliki uang tunai. Ia bahkan diminta anaknya untuk menghubungi temannya agar meminjamkan uang.
"Saya bilang gak ada uangnya. Akhirnya dia bilang, 'ya udah WhatsApp teman Bunda'," jelasnya.
Konflik pun memuncak ketika pelaku salah paham dan menuduh ibunya membanting HP-nya. Dari situlah, kata Melina, penganiayaan brutal itu bermula.
Ia mengaku tidak ingat berapa kali dipukul, namun menderita luka di bagian kepala dan memar di pinggul.
"Lukanya di kepala, udah kemeng (pusing). Di pinggul juga merah," ungkapnya.
BACA JUGA:Bocah 7 Ditemukan Luka-luka di Kebayoran Lama, Diduga Korban Penganiayaan
Perbedaan keterangan ini menimbulkan banyak tanda tanya di kalangan masyarakat. Apakah pemicunya uang Rp30 ribu atau sepeda motor?
Yang jelas, publik dikejutkan dengan kenyataan bahwa kekerasan bisa terjadi dalam lingkup keluarga sendiri—dan diduga hanya karena perkara kecil.
Hingga kini, pihak kepolisian masih menangani kasus ini dan belum ada informasi lebih lanjut apakah pelaku akan dikenai pasal pidana kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atau pasal lainnya.