“Itu kebalikan dari apa yang Tuhan katakana,” terangnya.
Sheafe mengungkapkan bahwa Schonemann bukan satu-satunya targetnya.
BACA JUGA:Kejagung Buka Peluang Periksa Kembali Nadiem Makarim di Kasus Korupsi Pengadaan Laptop
Sebelum mengeksekusi Schonemann, Sheafe telah mengikutinya pulang dari kebaktian Paskah di Phoenix.
Pendeta Schonemann merupakan yang pertama dari 14 daftera yang akan dieksekusinya di berbagai daerah.
“Dimulai di Arizona, tempat saya dilahirkan, semuanya dimulai, di situlah semuanya berakhir, seperti Taman Eden,” jelasnya.
Saat akan mengeksekusi Schonemann, Sheafe mengakui sempat menhentikan maksudnya karena ada 2 wanita tiba-tiba memasuki garasi pendeta itu.
“Saya tidak tertarik mengeksekusi siapa pun selain pendeta atau gembala yang menyesatkan kawanan domba,” katanya.
Setelah membunuh Schonemann, Sheafe pergi ke Sedona untuk membunuh dua pendeta lainnya.
Sheafe sendiri ditangkap karena terindentifikasi sebagai tersangka dalam perampokan oleh polisi Sedona.
Namun Sheafe berhasil lolos dari penangkapan ketika dan menghilang setelah menabrakkan mobilnya ke kendaraan lain,.
Pihak berwenang mengatakan mereka menemukan bukti di dalam mobil yang dilaporkan menghubungkan Sheafe dengan pembunuhan di New River.
Sheafe berhasil ditangkap beberapa hari kemudian, selama perburuan terkait dengan serangkaian perampokan.