Pemain seperti Jens Raven, meski keturunan luar negeri, masih sangat muda dan baru promosi dari timnas U-20.
Di sisi lain, pemain seperti Muhammad Ferrari adalah satu dari sedikit sosok yang punya jam terbang senior, namun tetap konsisten berada di jalur pembinaan usia muda.
BACA JUGA:10 Pemain Timnas Putri Berwajah Bule, Ada yang Berdarah Lumajang sampai Padang!
BACA JUGA:Sejarah Baru TERCIPTA! Thom Haye Tolak Liga 1 Demi Klub Top Eropa, Ucapan Alex Pastoor Terbukti
Kebijakan ini sejalan dengan misi jangka panjang PSSI, yang kini mengarahkan U-23 sebagai pondasi utama timnas masa depan.
Bukan hanya untuk meraih gelar Piala AFF U-23, tetapi juga untuk mempersiapkan skuad ke SEA Games, Kualifikasi Piala Asia U-23, bahkan menuju Olimpiade 2028.
Pelatih Gerald Vanenburg, legenda Belanda yang sarat pengalaman, serta Simon Tahamata yang dikenal piawai membina talenta muda, menjadi arsitek dari "proyek masa depan Garuda".
Duel Sarat Gengsi: Indonesia vs Malaysia di Laga Krusial 21 Juli
Dengan sistem kompetisi yang hanya meloloskan juara grup ke semifinal, duel Indonesia vs Malaysia pada 21 Juli di Jakarta akan menjadi laga hidup-mati.
Kedua negara jelas tak ingin hanya lolos grup, tapi juga menjadi kampiun Asia Tenggara.
Apalagi dengan status Indonesia sebagai tuan rumah, publik berharap lebih dari skuad muda ini.
Meski Malaysia tampak "all out", Indonesia justru menjawab tantangan dengan kesiapan struktur, visi, dan misi jangka panjang. Bukan hanya membentuk tim untuk hari ini, tapi untuk membangun generasi emas sepak bola Indonesia.
Malaysia datang dengan ambisi menang sekarang, bahkan rela membawa pemain senior naturalisasi.
Tapi Indonesia tak gentar, dan di bawah arahan Gerald dan Simon, Garuda Muda dibentuk untuk bersaing kini dan berjaya di masa depan.
BACA JUGA:Rekor Transfer Serie A Pecah! Klub Ternama Italia Tebus Jay Idzes Setinggi Langit, Media Asia Heboh