Gandeng Flinders University, Kemendikdasmen Siap Cetak Guru Hebat Lewat Deep Learning!

Kamis 03-07-2025,06:38 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani
Gandeng Flinders University, Kemendikdasmen Siap Cetak Guru Hebat Lewat Deep Learning!

JAKARTA, DISWAY.ID – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi menjalin kolaborasi strategis dengan Flinders University Australia, dalam sebuah langkah besar mencetak guru-guru hebat melalui pendekatan pembelajaran mendalam atau deep learning.

Komitmen ini diumumkan dalam forum internasional bertajuk "Indonesia’s Future: A Multi-Disciplinary Approach" yang digelar di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Selasa 2 Juli 2025.

Forum tersebut menghadirkan jajaran pejabat tinggi lintas kementerian, termasuk Mendikdasmen Abdul Mu’ti, Menko PMK Pratikno, Menteri PAN-RB Rini Widyantini, dan Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian. Turut hadir pula President and Vice-Chancellor Flinders University, Colin Stirling.

BACA JUGA:Siswa Wajib Tahu, PIP Juni 2025 Kapan Cair? Intip Cara Cek Status Penerima di pip.kemendikdasmen.go.id

Simposium Perdana dengan Flinders University

Dalam sambutannya, Menteri Abdul Mu’ti menyatakan bahwa ini adalah kali pertama Kemendikdasmen berkolaborasi langsung dengan Flinders University di Indonesia.

Fokus utama kerja sama ini adalah pelatihan bagi para guru dan narasumber pendidikan tentang deep learning, sebuah metode yang menekankan pemahaman mendalam, bukan sekadar hafalan.

“Kalau kita ingin membangun negara yang hebat, harus dimulai dari membangun pendidikannya. Dan pendidikan yang hebat lahir dari guru yang hebat,” ujar Mu’ti.

Ia menegaskan pentingnya pendekatan pembelajaran yang adaptif terhadap tantangan zaman.

BACA JUGA:RESMI Hapus UN, Kemendikdasmen Umumkan Aturan Main Tes Kemampuan Akademik

Respon terhadap Tantangan Pascapandemi

Menurut Mu’ti, dunia pendidikan Indonesia masih menghadapi dampak panjang dari pandemi Covid-19.

Salah satunya adalah perubahan drastis dari metode tatap muka ke daring, yang belum sepenuhnya disertai kesiapan pedagogis dan teknologi.

Mengutip laporan UNESCO, Mu’ti menyebut adanya fenomena “schooling without learning”—anak-anak datang ke sekolah, tetapi tak memperoleh hasil belajar yang bermakna.

“Teknologi dan kecerdasan buatan bukanlah pengganti guru. Mereka hanya alat bantu. Karena itu, kami fokus meningkatkan kualitas pendidik lewat pelatihan dan pemberian beasiswa hingga jenjang S1,” paparnya.

BACA JUGA:3,9 Juta Anak Tak Bersekolah Saat Ini, Kemendikdasmen Beberkan Faktor Penyebabnya

Flinders University Apresiasi Kolaborasi

President Flinders University, Colin Stirling, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif kerja sama ini.

Kategori :