Serba Utara

Serba Utara

Bersama pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Chamber of Commerce of Western Australia di Tempatan Bay, Perth, 8 Juli 2025.--

Anda sudah terbiasa memandang ke utara. Pun saya. Singapura di utara. Jepang di utara. Korea Selatan di utara. Sekarang Tiongkok juga di utara. Ke Eropa Anda harus agak ke utara. Demikian juga ke Amerika  dan Kanada.

Itu akibat kenyataan bahwa kemajuan selalu ada di utara. Australia pernah jengkel dengan frame serba utara itu. Seolah yang di selatan itu hanya seperti bagian bawah dunia. Hanya seperti halaman belakang. Apa lagi ada framing: laut selatan hanya berisi nenek sihir.

Suatu saat saya ke Australia Barat. Ke Perth. Bertemu perdana menteri negara bagian itu --namanya pun sudah lupa. Yang tidak akan lupa adalah kantornya. Utamanya di lobinya. Di situ, di salah satu dindingnya, terpasang peta dunia. Menarik. Atraktif. Peta itu dipasang terbalik. Dengan demikian letak Australia berada di bagian atas dunia!

Yang juga menarik: teks yang tertulis di bawah peta itu. Teksnya tidak terbalik. Dengan mudah terbaca kalimat yang menggelitik: tidak lagi di bagian bawah!

Itu, bagi saya, tidak sekadar peta yang terbalik. Bukan pula hanya sebuah humor. Itu mewakili sebuah perasaan dari sebuah wilayah yang diperlakukan tidak adik. Pemasangan peta dengan cara seperti itu adalah bentuk protes. Bentuk ketidak terimaan akan nasib.

Itu juga mencerminkan tekad perlunya membalik keadaan. Satu-satunya jalan melawannya adalah: bergerak maju. Bangkit. Kejar kemajuan. Hapus stigma.

Senin kemarin saya mendarat di Perth. Sudah lama tidak ke sini. Rasanya saya pernah bertekad --setelah tiga kali ke Perth-- untuk tidak mau ke Perth lagi. Indah, bersih, tapi membosankan. Pukul 17.00 sudah sepi --kehidupan seperti berhenti pada jam itu.

Kali ini saya ke Perth dalam posisi mau tidak mau: cucu Pak Iskan minta saya ikut ke Perth --bersama Bonek dan Bonita. Australia Barat mengundang Persebaya bertanding di sana. Sekalian menandai 35 tahun sister province Jawa Timur-Australia Barat.

Saya pilih naik pesawat paling murah: TransNusa. Dari Bali ke Perth. Konsekuenainya: harus bermalam di Bali. Tidak mengapa. Sesekali ke Bali tanpa agenda. Jalan-jalan. Atau bertemu sahabat.

Ternyata sulit cari hotel di Bali di hari libur panjang seperti ini. Apalagi cari hotelnya juga tidak  serius. Akhirnya saya pilih cari homestay. Yang tidak jauh dari Kuta dan Bandara. Sekalian merasakan --untuk kali pertama-- seperti apa yang disebut homestay di Bali.

Ternyata seperti hotel juga. Hanya kamarnya sedikit --hanya 7 kamar. Rumah khas Bali yang sudah disesuaikan dengan standard hotel untuk turis asing: bersih, kamar mandi di dalam, ada taman kecil dan kolam renang kecil --lebih tepatnya tempat berendam.

Kamar saya di lantai dua. Saat mau menuju ke kamar itu saya harus melewati koridor lantai bawah. Lewat kamar berkaca lebar. Tembus pandang. Di dalamnya terlihat wanita muda tinggi berisi. Dia hanya pakai bikini, mematut diri di depan cermin. Turis asing. Itu bikin dosa di mata tapi sayang dilewatkan. Dosanya kecil karena hanya terlihat sesapuan pandang.

Sambil menunggu kunci, saya duduk di sofa pojok. Ada tumpukan buku. Sekitar 15 buku. Saya buka-buka buku itu. Berbagai bahasa --kecuali bahasa Indonesia. Saya tertarik dengan salah satunya. Saya coba baca bagian awalnya. Menarik. Maka saya pinjam buku itu untuk saya bawa ke kamar.

Ternyata, sejak itu, saya tidak keluar kamar lagi. Saya tenggelam dengan buku itu. Sampai larut malam. Sebuah novel --tapi kejadian nyata. Judulnya: The Schoolgirl, Her Teacher and His Wife oleh Rebecca Hazel.


--

Kejadiannya di Australia: seorang guru, punya istri dan dua anak, jatuh cinta ke muridnya yang berumur 14 tahun. Si murid lagi punya problem besar dengan orang tuanyi.

Istri sang guru kemudian hilang. Tidak ada bukti pembunuhan. Tapi polisi curiga dia dibunuh sang suami demi mendapatkan murid wanitanya. Seminggu dua minggu kemudian si murid dibawa pulang ke rumah itu. Menempati kamar sang istri.

Sampai 30 tahun misteri hilangnya istri itu tidak terungkap. Setelah si murid tamat sekolah, dia dikawini. Di umur 17 tahun. Punya anak satu, perempuan.

Hazel, sebagai wartawan, terus mempersoalkan hilangnya si istri. Bertahun-tahun. Tidak putus asa. Ketika zaman baru lahir --zaman medsos-- dia bikin podcast. Temannya: The Teacher’s Pet. Berseri. Semua yang terkait diundang ke podcast. Heboh. Pemirsa podcast itu sampai 18 juta orang.

Akhirnya sang guru ditangkap: setelah 40 tahun istrinya hilang. Setelah ia punya istri yang ketiga. Si murid sudah lama lari dari rumah sang guru --tidak tahan atas hidup dikungkung suami di rumah saja.

Kecurigaan terbesar: sang istri dikubur di pekarangan rumah. Sunyi. Rumah ini di bukit yang jalannya buntu. Apalagi ditemukan baju-baju sang istri juga terkubur di situ. DNA di baju itu sampai diperiksakan ke Texas di Amerika. Cocok dengan DNA sang istri.

Gara-gara podcast itu sang guru ditangkap. Diadili. Ia mengaku tidak bersalah. Tidak ada bukti. Pekarangan rumah digali. Tidak ditemukan apa-apa.

Yang terbukti: ia melakukan hubungan seks dengan muridnya di saat si murid berumur 15 tahun. Di zaman 40 tahun sebelum pengadilan, itu masih dianggap melanggar hukum.

Vonis Hakim dijatuhkan di tahun 2023 --40 tahun setelah hilangnya istri. Pengadilan itu berlangsung dua tahun --karena terhambat Covid-19.

Sang guru mengajukan permintaan: tidak mau pakai sistem juri. Siapa pun di Australia sudah punya kesimpulan ia-lah pembunuh sang istri --akibat kuatnya pengaruh podcast The Teacher’s Pet.

Sang guru minta pengadilannya pakai sistem hakim tunggal. Biar hakim yang memutuskan ia bersalah atau tidak.

Permintaan dipenuhi. Kali pertama sistem juri tidak dipakai atas permintaan terdakwa.

Ternyata hakim juga memutuskan ia bersalah.

Ia dijatuhi hukuman 24 tahun. Tetap tidak ditemukan di mana sang istri.

Buku itu selesai saya baca: dalam 12 jam. Pukul 05.00 harus bangun. Lalu siap-siap ke bandara, menuju Perth.

Pagi itu saya kembali memasuki terminal internasional bandara Ngurah Rai. Waktu baru dioperasikan saya pernah survei kecil-kecilan. Sembilan penumpang dari Australia saya tanya: berapa nilai bandara baru ini.

Mereka umumnya menjawab: 8 sampai 9.

Lalu saya tanya: di mana bandara di Australia yang nilainya delapan atau sembilan. Jawabnya kompak: tidak ada. Yang tertinggi hanya tujuh.

Survei itu saya maksudkan untuk membalik opini mereka bahwa dalam hal bandara Indonesia sudah lebih baik dari Australia. Fisiknya.

Saya ingat peta yang dipasang terbalik di Australia. Upaya mereka untuk membalik keadaan juga berhasil.

Tiba di Perth saya kaget: kota ini berubah drastis. Kota ini bisa menjadi lebih menarik dari Singapura!

Tentu saya belum bisa melihat banyak sudutnya. Saya masih memilih melihat tim baru Green Force berlatih di Perth --untuk pertandingan yang disiarkan langsung oleh Indosiar Rabu malam nanti.


Para pemain Persebaya ketika berlatih di Perth, Australia Barat.--

Saya amati pelatih baru. Saya amati pemain-pemain lama dan pendatang baru. Saya ingin menilai apakah tim baru ini bisa jadi juara --tidak hanya juara separo musim.

Bonek begitu mimpi juara --sampai 70 orang ikut terbang ke Australia Barat untuk mendoakannya. Saya diingatkan untuk juga mendoakan Diego Jota.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 8 Juli 2025: RAT 787

Jo Neca

Saya percaya keajaiban pak..Walau saya juga belajar sains dan teknik.

djokoLodang

-o-- MATI MESIN ... Maka di saat naik pesawat dari Denpasar menuju Perth sekarang ini (kemarin pagi) saya teringat kehebatan pilot Garuda yang terbang dari Lombok. Kejadiannya 23 tahun lalu. Di ketinggian maksimalnya, dua mesinnya mati satu per satu. ... *) Kejadian serupa pernah terjadi di Jawa Barat pada 24 Juni 1982. Tepatnya Pelabuhan-Ratu-Jakarta. Pesawat Boeing 747 British Airways dengan nomor penerbangan BA 009, dalam perjalanan dari London menuju Auckland, mengalami mati mesin, karena kemasukan abu vulkanik gunung Galunggung saat berada di atas Pelabuhan Ratu. Sehingga terpaksa melayang tanpa dorongan mesin sejauh 15 km, Pilot sudah berencana mendaratkan pesawat di Laut Selatan. Tapi mesin tiba-tiba menyala kembali sehingga pesawat berhasil mendarat darurat di Halim Perdanakusumah Jakarta. Sejumlah 263 penumpang dan awaknya selamat tanpa terluka sedikitpun. Peristiwa yang menimpa pesawat tersebut masuk Guinness Book of World Record sebagai satu-satunya pesawat komersial yang berhasil terbang sejauh 15 kilometer tanpa dorongan mesin. Insiden itu dikenal sebagai "The Jakarta Incident" dan menjadi pelajaran penting dalam dunia penerbangan mengenai dampak abu vulkanik terhadap mesin pesawat. --koJo.-

Juve Zhang

Jumbo jet 747 Boeing terkenal mesin nya 4 aman....dipakai berbagai kepala Negara....Trump.Om Jin Ping..sultan Brunei..bahkan Sultan ahli mengemudikan Boeing 747.... China Airlines terbang dari Taipei ke Hongkong.... Boeing 747 dan pecah terbelah berkeping keping di selat Taiwan ....apa sebabnya....saat itu Tiongkok lagi latihan perang dekat lokasi ternyata tak ada bukti tembakan rudal.... itulah Rumit nya mirip Boeing 747 di Amerika juga yg langsung pecah bodi nya....usia pesawat China Airlines cukup tua kalau gak salah ada retakan entah dibagian mana...retak halus ....ahli retak pesawat ini salah satunya prof BJ Habibie....retak halus di mobil tak akan fatal di pesawat retak halus akan fatal....semua pesawat tua rentan akan retak halus....tiba tiba saja pesawat terpecah belah di udara ....sangat mengerikan..... pelajaran penting jangan suka beli pesawat Tua Bangka ....alasan apapun misal murah atau dapat hibah dari negara kaya raya.... pesawat militer sama saja jika sudah Tua Bangka ada retak......kapal selam juga sama jangan nampung buangan negara kaya raya....mereka tahu kapal perangnya sudah Tua Bangka....sudah banyak malfungsi.... akhirnya tenggelam lah kapal selam Tua Bangka itu di dekat Bali ...sangat menyedihkan buat personil militer yg masuk tugas dan mengawaki pesawat atau kapal tua bangka....tak bisa menolak .... akhirnya ikut gugur bersama kapal selam nya .....tak seharusnya..

Tivibox

Yang umum, untuk mengetahui penyebab kecelakaan pesawat terbang secara ilmiah adalah menyelidiki data dari kotak hitam yang berwarna oranye. Biasanya, kotak hitam, terdiri dari 2 bagian dengan fungsi berbeda. 1. FDR atau Flight Data Recorder, alat yang merekam parameter pesawat selama penerbangan seperti kecepatan, ketinggian, arah angin, kinerja mesin dan parameter lainnya yang berhubungan dengan teknis dan sistem pesawat. 2. Cockpit Voice Recorder (CVR) yang merekam komunikasi pilot selama penerbangan, baik dengan pengatur lalu lintas udara atau sesama pilot di cockpit. Itu juga mereka suara-suara lain seperti deru mesin pesawat atau bunyi indikator sistem yang terdengar di cockpit. Biasanya dengan menyelidiki data dari kedua device itu, para penyelidik kecelakaan akan menyimpulkan penyebab. Apakah karena human error atau ada masalah di pesawatnya sendiri. Pengambilan kesimpulan bisa setahun atau bertahun-tahun tergantung dari jumlah dan kualitas data yang didapat dari kotak hitam.

Er Gham 2

Tiap bandara besar, buat landasan cadangan 3.000 sampai 5.000 meter dari ujung landasan. Tanami rumput tebal dan banjiri dengan air setengah meter. Jadi kalau ada pesawat gagal take off, misal mati mesin dan RAT atau APU nya tidak berfungsi, langsung daratkan pesawat di landasan darurat di ujung landasan. Singkirkan semua bangunan atau penghalang. Gusur dan pindahkan warganya. Ganti untunglah. Mahal memang, namun membuat para supir pesawat merasa nyaman dan tidak was was. Atau tanami landasan 5.000 meter itu dengan pohon pisang agar lahan masih produktif. Atau tanam padi, atau jagung, biar Pak Prabowo dan Pak Amran senang. Gagal take off? Tenang saja. Ada sawah di ujung landasan.

Hery Purwanto

Menggelitik hati untuk bersuara di bagian penutup CHD hari ini. Bagi yang mengerti teknik, matematika dan Fisika, itu bukan keajaiban tapi ada hitungannya. Visvash Ramesh yang berada di kursi 11A yg dekat dengan pintu darurat, satu2nya orang selamat dalam kecelakaan itu. Pintu darurat adalah pintu yang mudah dibuka jika sesuatu terjadi di dalam pesawat. Variabel penting penyebab Ramesh bisa selamat adalah perbedaan tekanan udara dan mekanisme mudahnya pintu darurat terbuka jika keadaan darurat. Setiap kenaikan 100 m diatas permukaan air laut (dpl) terjadi penurunan tekanan udara 1 cm Hg. 1 atmosfir (unit tekanan udara) setara 76 cm Hg. Dari wikipedia, bandara Ahmeddabad berada pada 58 meter dpl. Saat kejadian, pesawat dalam posisi ascending altitude, yaitu posisi naik untuk mencapai posisi cruising altitude di ketinggian 10000 sd 12500 m, tapi mesin mati kedua2nya di ketinggian 300 meter dpl. Dari ketinggian saat terjadi dan ketinggian bandara, maka altitude yg dicapai Air India ini, 300+58 meter dpl. Jadi telah terjadi perbedaan tekanan udara di dalam kabin dan udara luar sebesar 358/100 X 1 cm Hg = 3.58 cm Hg. Atau saat kecelakaan, 76 - 3.58 = 72,42 cm Hg setara 0,95 atm. Perbedaan tekanan inilah yang membuat pintu darurat terbuka secara otomatis dan mendorong Ramesh terlempar keluar dari kabin saat pesawat mengalami kecelakaan.

Jokosp Sp

Pilihan saya pilih tempat duduk dekat pintu darurat adalah mencari area yang luas untuk kaki agar bisa selonjor ( kaki terjulur lurus ). Kalau di Garuda sampai di klas ekonomipun masih nyaman untuk kaki dilipat atau diluruskan, tidak masalah. Namun jika naik pesawat Si Singa Merah klas ekonomi, maka akan ampun-ampun bagi yang punya tinggi badan di atas 175 cm. Kaki harus ditekuk (dilipat) paksa dan disandarkan ke sandaran kursi depannya yang bisa mengganggu kenyamanan penumpang yang berada di kursi tersebut. Jika dalam penerbangan 1 - 1,5 jam maka jalan keluarnya adalah berdiri sebentar atau pergi ke toilet untuk sekedar meluruskan kaki yang sudah merasa kesemutan dan sangat tidak mengenakkan. Satu jam dalam pesawat berasa mau melompat saja meninggalkan pelayanan yang apa adanya dari kursi yang sangat tidak nyaman itu. Kursi yang diatur agar bisa mengangkut lebih banyak penumpang dari jumlah standardnya.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

RAT 787: SIMBOL DARURAT YANG TAK MAMPU MENOLONG.. Kisah Boeing 787 Air India ini seperti membuka jendela kecil ke kompleksitas sistem penerbangan modern. RAT (Ram Air Turbine) sejatinya adalah penyelamat terakhir: Turbin darurat mini yang ditenagai angin saat mesin dan generator utama gagal total. Tapi RAT hanya efektif kalau pesawat sudah cukup tinggi dan cepat. Pada kasus AI 379, ketinggian baru 300 meter—terlalu rendah untuk RAT menghasilkan daya yang cukup. Secara logika, kegagalan dua mesin secara bersamaan hampir tidak mungkin terjadi karena tiap mesin "independen". Baik dari sisi pasokan bahan bakar, kontrol elektronik, hingga pemantauan suhu dan tekanan. Maka dugaan paling masuk akal adalah: 1). Gangguan sistem kendali elektronik (fly-by-wire) atau 2). Sabotase digital. Analisis data FDR (Flight Data Recorder) akan jadi penentu. ### Fenomena “satu penumpang selamat” bukan semata keajaiban, tapi peristiwa ekstrem dari statistik distribusi dampak: Lokasi duduk, sudut tumbukan, dan perlindungan struktural. Sains tetap bisa menjelaskan itu, dibantu statistik. Namun tragedi ini juga mengingatkan: Sekuat apapun teknologi, titik lemahnya tetap ada. Dan terkadang muncul hanya dalam dua menit setelah lepas landas.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

NOMOR SEAT DAN POSISINYA: YANG PALING SERING SELAMAT DALAM KECELAKAAN PESAWAT.. Statistik global dari analisis kecelakaan pesawat (termasuk oleh Popular Mechanics dan FAA) menunjukkan: Penumpang yang duduk di bagian belakang pesawat, khususnya baris terakhir atau sekitarnya, memiliki peluang selamat paling tinggi. Secara umum, pesawat terbagi tiga: 1). depan (first/business class), 2). tengah (dekat sayap), dan 3). belakang (ekonomi buritan). Data menunjukkan penumpang di belakang punya tingkat keselamatan sekitar 69%, dibandingkan 49% di depan. Tempat kursi paling aman biasanya berada di area dekat sayap tapi sisi lorong (aisle). Alasannya: 1). Struktur sayap paling kuat, karena di situlah tangki bahan bakar dan rangka utama berada. 2). Dekat dengan pintu darurat tengah, sehingga memudahkan evakuasi. 3). Posisi lorong lebih cepat akses ke jalur keluar. Namun, ini bukan jaminan absolut. Faktor selamat ditentukan juga oleh jenis kecelakaan (jatuh vertikal, terbakar, tergelincir), kecepatan evakuasi, dan kondisi internal (asap, api, kekacauan). Secara statistik, kursi belakang dekat lorong, terutama baris 15–21 pada pesawat narrow-body, paling sering dikaitkan dengan keselamatan. ### Tapi tetap: kenakan sabuk dan perhatikan briefing awak kabin. Itulah faktor selamat sesungguhnya.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

@djokoLodang.. SEMUA BENAR.. Sepasang suami istri sedang duduk santai di teras kafe, menikmati kopi mahal dan debat kecil. Mereka memperhatikan seorang lelaki tua di seberang jalan yang berjalan kaku seperti robot kehabisan oli. Suami: “Pasti kena encok parah.” Istri: “Ah, itu jelas habis operasi panggul!” Karena penasaran dan ingin menang debat, sang suami pun menghampiri si lelaki tua. “Maaf, Tuan. Kami memperhatikan cara Anda berjalan. "Saya bilang Anda kena encok. "Istri saya bilang Anda habis operasi panggul "Siapa yang benar?” Lelaki tua menatapnya lelah, lalu berkata: “Semua benar, Nak.” “Benarkah?” “Iya. Saya memang kena encok. Panggul saya juga bermasalah... Tapi yang paling parah, saya barusan salah kira...” “Salah kira?” “Saya pikir cuma mau kentut.. Ternyata.." "Ternyata apa?" "Ternyata yang keluar paket komplit.” TAMAT..

djokoLodang

-o-- ... Dari kasus Air India ini saya baru tahu: di bagian bawah perut pesawat yang kelihatannya halus-rata itu ternyata tersimpan peralatan darurat: Ram Air Turbine. ... *) Baru-baru ini Swiss startup Sun-Ways telah mengembangkan dan menguji coba panel surya yang dipasang di ruang kosong antara dua rel kereta api kiri kanan,. Sungguh pemikiran cerdas. Tidak perlu lagi membebaskan tanah atau membuka lahan baru. Panel surya ini dirancang agar dapat dilepas-pasang dengan cepat menggunakan mesin khusus, memungkinkan perawatan rel tetap berjalan dan panel tetap bersih. Proyek percontohan sedang berlangsung di Buttes, Swiss, dan jika diterapkan secara luas di seluruh jaringan rel Swiss, bisa menghasilkan energi yang signifikan. --koJo.-

Komentator Spesialis

BOEING GARUDA Tanggal 15 Juni 2025, kabarnya Garuda dan Boeing menandatangani kesepakatan pembelian 60 pesawat. B 787-900 Dream liner 30 pesawat dan B 737-MAX 8 30 pesawat. Kabar dari Bloomberg bahkan 75 pesawat. Mungkin termasuk opsi. Yang saya heran, kenapa penjanjian ini diteruskan. Walaupun ngakunya sudah sejak Oktober 2014. Padahal 2 model ini model terburuk dari Boeing kalau dilihat track record kecelakaan dan pengakuan whistleblower : cacat design dan manufaktur. B737-Max 2 kali kecelakaan fatal, milik Lion Air dan Ethiopia Air. Sedangkan B787-900 milik AI baru baru ini. Keduanya melibatkan kesalahan software. Kenapa Garuda tidak membeli A350 dan A320 saja yang track record keselamatannya bagus dan punya keunggulan teknis yang menyolok. Kalau Trump nanti menggetok tarif 30% atau 40% dan kita masih melanjutkan perjanjian ini. Ini menunjukkan kita benar benar bangsa yang nggak punya harga diri dan harga profesionalisme. Barang rongsok kok masih dibeli.

Komentator Spesialis

Kalau take off dari Jatinegara. Terbang 300 meter. Jatuhnya di pasar pramuka. Wkwkwk....

Komentator Spesialis

Engine failure dan RAT mana yang duluan ? Ini ibarat telur sama ayam, mana yang duluan. Masa sih dari black box nggak bisa di tracing ? Rasanya tidak mungkin pilot mengaktifkan RAT saat pesawat mengudara. Fase dimana power maksimun dikonsentrasikan ke Engine. Artinya apa, kemungkinan terjadi power failure kecil. Karena engine merupakan primary power source. Kecuali kalau terjadi engine failure dua duanya. RAT pada dasarnya di deploy secara otomatis by system. Dan kemungkinan sangat kecil pilot menarik pelatuk RAT secara manual saat full power proses lepas landas. Buat apa ? Kecuali ada double engine failure. Teori yang paling masuk akal adalah RAT deploy diinisiasi oleh software akibat kesalahan program. Dan aktivasi RAT ini memicu kesalahan program software berikutnya yaitu : software mematikan 2 engine.

Hendro Purba

Belum ada tanda tanda kita semakin "disiplin". Kok tahu ? Ya saya melihat dengan kasat mata pada kita berlalulintas. Masih banyak yang tidak pakai helm, masih banyak yang melanggar "lampu merah". Sepertinya tidak ada kurikulum di Akademi Kepolisian kita diajarkan tugas Polisi Menertipkan Lalulintas. Setalah tahun keberapanya Prabowo menjadi Presiden ada Gerakan Disiplin Nasional ?

Komentator Spesialis

Dalam pemrograman mesin, dikenal apa yang disebut dengan interlock. Kondisi dimana suatu bagian mesin di non aktifkan atau belum diaktifkan selama suatu proses mesin yang lain sedang berlangsung. Proses interlock biasanya memakai pembacaan data sensor. Selama sensornya bekerja secara normal, proses akan berjalan normal juga. Terkait aktivasi RAT pada B787-800 AI ini, menurut saya kemungkinan cuman 2 : ada sensor yang rusak. Atau ada kesalahan pembacaan oleh program ketika sensor bekerja intermitent : maksudnya abu abu tidak 0 atau 1 nilainya.

Komentator Spesialis

Saya termasuk yang tidak suka B787. Kenapa ? Jendelanya semua elektrik. Harus pencet tombol. Kadang kita dipaksa jendela dalam kondisi blur agar tidak bisa melihat ke luar.

Muh Nursalim

naik pesawat jatuh, naik kapal karam, naik kereta tabrakan, naik mobil kecelakaan. Jalan kaki kesandung. Biasa saja. Itu resiko orang hidup. Maka orang yang tidak berani ambil resiko tidak bisa ke mana-mana. bahkan tinggal di rumah juga bukan otomatis tidak ada resiko. Punya resiko juga. Tidak keluar rumah tidak kerja. tidak kerja tidak punya uang. resiko matinya akibat kelaparan. Maka, setelah ihktiar keselamatan serahkan sepenuhnya kepada Allah. Secara hakekat Dialah yang mengatur segalanya.

Er Gham 2

Seorang pemimpin agama bertanya kepada para jemaat nya, "Siapa yang mau ke surga? ". Semua jemaat mengacungkan tangannya ke atas. Lalu, pemimpin agama tersebut kembali bertanya, "Siapa yang mau duluan ke sana? ". Dan tak ada satupun yang mengangkat tangannya.

Lagarenze 1301

Santai Sejenak. Presiden Trump dan sejumlah pembantu dekatnya sedang terbang dengan pesawat Air Force One. Tiba-tiba, badai dahsyat menerjang. Pesawat jatuh. Untungnya, para penumpang selamat. Namun, mereka berada di tengah laut dengan hanya mengandalkan pelampung. Berjam-jam di laut membuat Trump dan rombongannya mulai melemah. Di saat yang sama, badai kembali menerjang. Jika tak segera dievakuasi, mereka akan mati tenggelam. Helikopter penyelamat tiba. Seorang prajurit menurunkan tali, dan tentunya Trump yang pertama ditarik ke atas. Ops, ada masalah. Helikopter itu kecil. Tidak bisa membawa banyak orang. Selain Trump, hanya satu orang lagi yang bisa ditarik ke atas. "Pak Presiren, siapa yang harus kita selamatkan?" tanya prajurit. Trump mengintip dari tepi helikopter, melihat para pembantu terdekatnya. Ada Kepala Staf, Menteri Luar Negeri, Penasihat Keamanan Nasional, dan beberapa lainnya. Mereka sudah hampir tenggelam oleh badai laut. Trump melihat dari satu wajah ke wajah lainnya, lalu menggelengkan kepalanya pasrah. Dia sulit memilih siapa yang harus diselamatkan. "Aku terlalu lelah, Nak. Lakukan apa yang menurutmu terbaik untuk negara ini." "Baiklah, Pak!" Prajurit itu memberi hormat ke Trump sebelum melemparkannya kembali ke lautan yang sedang mengamuk.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 54

  • Echa Yeni
    Echa Yeni
  • Sadewa 19
    Sadewa 19
    • Echa Yeni
      Echa Yeni
  • Leong Putu
    Leong Putu
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • Jo Neca
      Jo Neca
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • Deja Vu
    Deja Vu
  • Udin Salemo
    Udin Salemo
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Fiona Handoko
    Fiona Handoko
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • Achmad Faisol
      Achmad Faisol
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • yea aina
    yea aina
    • Gregorius Indiarto
      Gregorius Indiarto
    • yea aina
      yea aina
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Tivibox
      Tivibox
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Runner
    Runner
  • Tivibox
    Tivibox
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Dasar Goblik
    Dasar Goblik
  • Tiga Pelita Berlian
    Tiga Pelita Berlian
    • Tiga Pelita Berlian
      Tiga Pelita Berlian
  • Fauzan Samsuri
    Fauzan Samsuri
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
  • Achmad Faisol
    Achmad Faisol
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN