JAKARTA, DISWAY.ID – Situasi mencengangkan terjadi di Siprus.
Ribuan warga Israel dilaporkan membanjiri pulau tersebut, membeli properti besar-besaran, dan membangun komunitas eksklusif yang memicu kekhawatiran warga serta politisi lokal.
Fenomena ini bahkan disebut-sebut sebagai “pendudukan senyap” yang mengancam kedaulatan dan identitas nasional Siprus.
“Mereka menduduki kita,” tegas Stefanos Stefanou, Ketua Partai AKEL (Aliansi Sayap Kiri Siprus) dalam kongres partai terbaru.
“Negara kami sedang diambil dari tangan kami.” dikutip dari X MonitorX.
Warga Israel Kuasai Properti Strategis
Partai oposisi utama di Siprus, AKEL, menyebut fenomena ini sebagai pembangunan “halaman belakang Israel” di Eropa.
Mereka menyoroti maraknya pendirian sekolah Zionis, sinagoga, dan kawasan elit berpagar yang hanya dihuni oleh warga Israel.
“Mereka membeli tanah dalam jumlah besar dan aset ekonomi penting. Ini bukan sekadar migrasi, ini ekspansi sistematis,” ujar Stefanou.
“Kita sedang menyaksikan terbentuknya ghetto-ghetto baru di selatan Siprus.”
Eksodus 3 Gelombang: Dari Pandemi hingga Perang
Kehadiran warga Israel di Siprus berkembang pesat dalam tiga gelombang besar dilansir dari Great Reporter.
1. Gelombang Pandemi (2020–2021):
Saat lockdown COVID-19, banyak warga Israel kaya melarikan diri ke Siprus yang memiliki gaya hidup lebih santai dan sistem kesehatan standar Uni Eropa.
2. Krisis Yudisial (2023):
Ketika reformasi sistem hukum Israel memicu demo besar-besaran, ribuan warga mulai membeli rumah di luar negeri, dan Siprus jadi pelarian favorit karena hanya 40 menit dari Tel Aviv.
3. Perang & Serangan Balasan (2023–2025):
Setelah tragedi 7 Oktober dan serangan rudal Iran ke Tel Aviv dan Haifa, lebih dari 12.000 warga Israel tercatat mencari perlindungan di pusat-pusat komunitas Chabad di Siprus dalam waktu hanya 10 hari.