BACA JUGA:Pengamat Kepolisian: Penyelidikan Kematian Diplomat Kemlu Harus Melalui SCI
Dalam hal ini, Menko Airlangga juga mengungkapkan bahwa Indonesia dan AS juga melihat potensi besar untuk memperluas kerja sama di sektor strategis seperti mineral kritis.
"AS menunjukkan ketertarikan yang kuat untuk memperkuat kemitraan di bidang mineral kritis. Indonesia memiliki cadangan besar nikel, tembaga, dan kobalt, dan kita perlu mengoptimalkan potensi kerja sama pengolahan mineral kritis tersebut," ungkap Menko Airlangga.
APINDO Soroti Dampaknya ke Industri
Di sisi lain, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) juga turut menyoroti dampak dari keputusan ini kepada sektor industri di Indonesia.
Menurut Ketua Umum APINDO, Shinta W. Kamdani, kebijakan ini sendiri diperkirakan akan sangat berdampak terhadap industri padat karya yang saat ini sedang dalam tekanan berat.
"Proses penetapan tarif yang dilakukan secara sepihak menimbulkan banyak pertanyaan, terutama terkait transparansi dan arah negosiasi," ucap Shinta dalam akun Instagram resmi Apindo, @apindo.nasional.
BACA JUGA:Bertemu dengan Sinta Wahid, Pramono Dukung Pembangunan Perpustakaan Gus Dur di Jakarta
Untuk itulah, Shinta juga turut memberikan dukungannya kepada Pemerintah atas langkah negosiasi tarif dagang dengan pihak AS.
Menurutnya, hal ini juga akan sangat membantu sektor industri di Indonesia untuk mempercepat diversifikasi pasar ekspor ke luar Amerika Serikat.
"Apindo mendorong pemerintah untuk terus melanjutkan diplomasi dagang, mendorong pemberian insentif kepada industri terdampak," tegas Shinta.