YOGYAKARTA, DISWAY.ID-- Kabar duka menyelimuti jagat keulamaan dan aktivisme sosial Tanah Air. KH Muhammad Imam bin KH Abdul Aziz Yasin, akrab disapa Mas Imam Aziz, wafat di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Sabtu dini hari, 12 Juli 2025, pukul 00.46 WIB.
Sosok yang dikenal sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Cendekia sekaligus Ketua PBNU 2010–2021 ini pergi dalam keheningan, namun meninggalkan gema perjuangan yang tak akan lekang oleh waktu.
Di kalangan santri, aktivis, budayawan, dan korban sejarah yang terpinggirkan, nama Mas Imam Aziz tak hanya dikenal.
BACA JUGA:Mencari Solusi untuk Kasus Intoleransi
BACA JUGA:SKANDAL 'CASHBACK' Laptop Chromebook Rp9,9 Triliun
Ia dikenang sebagai sang rekonsiliator, Ia tak sekadar mengadvokasi, tapi ikut memulihkan luka-luka bangsa lewat keteladanan, ilmu, dan empati.
Staf Khusus Wakil Presiden KH Ma`ruf Amin itu hadir bukan untuk menghakimi masa lalu, melainkan memeluknya dengan kasih.
Kehilangan Guru, Sahabat, dan Penuntun Akal Sehat
Bagi Aguk Irawan MN, pengasuh Pesantren Kreatif Baitul Kilmah yang juga sahabat dan muridnya, kabar kepergian Mas Imam Aziz datang seperti petir di langit subuh.
Lewat grup WhatsApp jamaah LKiS, Jumat malam, ia membaca: “Mas Imam kritis. Sempat mengalami dua kali henti jantung. Mohon doanya.” Keesokan harinya, sang guru telah tiada.
“Rasanya bukan hanya kehilangan seorang kiai. Tapi sahabat diskusi yang pikirannya selalu membuatku berpikir ulang,” tulis Aguk dalam catatan obituarinya.
Meski perjumpaan intensif mereka tak banyak, namun Mas Imam selalu hadir dalam percakapan batin Aguk. Baik lewat gagasan, tulisan, maupun tindakan-tindakan kecil yang menyentuh.
Ia adalah guru yang mengapresiasi muridnya tanpa syarat, bahkan ketika sang murid hanya menyodorkan kliping tulisan, bukan karya besar.
Mas Imam Aziz, disebutnya, tak hanya dikenal sebagai ulama. Namun juga intelektual organik yang menembus batas pesantren dan dunia aktivisme.
Dikatakannya lagi, Mas Imam Aziz pernah mendorong penulis-penulis muda untuk berdialog dengan para eksil korban 1965, baik dari kubu Lekra maupun Manifesto.