NEW YORK, DISWAY.ID -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ancam "perang dagang" dengan negara anggota BRICS. Apa respons Rusia?
Trump mengklaim bahwa BRICS "akan segera menghilang," sembari memperingatkan bahwa setiap upaya anggota kelompok tersebut untuk menantang Dolar AS akan menghadapi reaksi ekonomi yang keras.
Berbicara di Gedung Putih pada hari Jumat, Trump mengecam apa yang disebutnya sebagai upaya BRICS untuk melemahkan dolar.
BACA JUGA:PSI Diprediksi Melesat Berkat Dukungam Sang Ayah? Pengamat: Perlu Tindak Lanjut Serius
BACA JUGA:Prabowo: Koperasi Merah Putih Milik Rakyat, Bukan 'Ketua Untung Duluan'
"Mereka ingin mencoba mengambil alih Dolar, dominasi Dolar... dan saya katakan, siapa pun yang tergabung dalam konsorsium negara-negara BRICS, kami akan kenakan tarif 10%."
Trump menekankan bahwa Washington akan berupaya sekuat tenaga untuk mempertahankan hegemoni Dolar.
"Mata uang cadangan itu sangat penting. Anda tahu, jika kita kehilangannya, itu seperti kalah dalam Perang Dunia."
Washington "tidak akan pernah membiarkan siapa pun bermain-main," kata Trump, seraya menambahkan bahwa ia telah memutuskan untuk "menyerang mereka [BRICS] dengan sangat, sangat keras."
BACA JUGA:Menhub Temui Korban KM Barcelona VA: Pemerintah Sampaikan Duka Cita
BACA JUGA:Jembatan Digital ke Asia Pasifik: Telin Resmikan Integrasi Cable Landing Station Minahasa
"Jika mereka benar-benar terbentuk secara signifikan, itu akan berakhir dengan sangat cepat," ujarnya.
Trump juga mengklaim ancamannya untuk mengenakan tarif 10% atas impor dari BRICS telah menggagalkan sepenuhnya pertemuan luar biasa tersebut di Rio de Janeiro awal bulan ini.
"Mereka mengadakan pertemuan keesokan harinya dan hampir tidak ada yang datang," ujarnya.
Namun, KTT BRICS menampilkan partisipasi yang luas di tingkat tertinggi.