Dolar AS Lemah, Trump Ancam Keras Anggota BRICS, Posisi Indonesia Terdampak?

Senin 21-07-2025,19:29 WIB
Reporter : Dimas Chandra Permana
Editor : Dimas Chandra Permana

BACA JUGA:Dibanding RI, Elon Musk Berani Investasi Besar-besaran di India, Harga Tesla Model Y Dijual Rp1,1 miliar

BACA JUGA:Gampang Banget! Begini 5 Cara Menghubungkan HP ke TV Tanpa Kabel

Meskipun Presiden Tiongkok, Xi Jinping, tidak hadir dalam pertemuan tersebut, negaranya diwakili oleh Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga tidak hadir, tetapi menyampaikan pidato di KTT tersebut secara jarak jauh.

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto, serta para pemimpin dari Mesir, Ethiopia, Iran, dan UEA hadir secara langsung.

Pada bulan Oktober, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov menyatakan bahwa pangsa mata uang nasional dalam perdagangan di antara negara-negara BRICS telah mencapai 65%, dengan pangsa Dolar dan Euro anjlok di bawah 30%.

BACA JUGA:Presiden Prabowo: Pelaku Kecurangan Beras adalah Vampir Ekonomi, Menikam Rakyat dari Belakang

BACA JUGA:Waduh! Direktur Mie Gacoan Bali Jadi Tersangka Pelanggaran Hak Cipta, Gegara Setel Lagu Tanpa Izin LMK

Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menjelaskan bahwa negara-negara BRICS sedang menjajaki alternatif Dolar “untuk melindungi diri dari kesewenang-wenangan AS.”

Namun, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan bahwa BRICS bukanlah saingan bagi AS, meskipun memperingatkan bahwa "bahasa ancaman dan manipulasi, bukanlah cara yang tepat untuk berbicara kepada anggota kelompok ini."

Kategori :