BONTANG, DISWAY.ID- Banjir melanda delapan kelurahan di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Banjir terjadi pascahujan dengan intensitas tinggi pada pukul 14.30 WIB.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bontang melaporkan, hingga Selasa 26 April 2022 tercatat 1.992 unit rumah di delapan kelurahan terdampak banjir dengan ketinggian muka air bervariasi antara 50 sampai 100 sentimeter.
"Untuk 8 kelurahan tersebut meliputi, Kelurahan Guntung, Kelurahan Api-Api dan Kelurahan Gunung Elai di wilayah Kecamatan Bontang Utara," Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan yang diterima Disway.id, Selasa 26 April 2022.
BACA JUGA:Tahapan Pemilu 2024 KPU Butuh Rp 8 Triliun, DPR: Mau Efesien Kampanye Singkat Saja
Kemudian wilayah Kecamatan Bontang Barat dengan Kelurahan Gunung Telihan dan Kelurahan Kanaan yang mengalami banjir.
Selanjutnya Kelurahan Satimpo, Kelurahan Tanjung Laut Indah dan Kelurahan Tanjung Laut di wilayah Kecamatan Bontang Selatan.
Pada saat kejadian, BPBD Provinsi Kalimantan Timur, BPBD Kota Bontang, TNI/Polri dan pemerintah daerah serta relawan setempat menuju ke lokasi terdampak, untuk melakukan penanganan bencana, evakuasi, pendataan.
BACA JUGA:Datangi Lampung Singgung Pengadaan Barang dan Jasa, Suhajar: Tolong Jangan Korupsi
Hingga kini pendataan masih terus dilakukan, data sementara terdapat 1.992 KK/6.425 jiwa terdampak banjir, sebagian diantaranya mengungsi ke Kantor Kelurahan Gunung Elai dan ke rumah kerabat yang lebih aman.
Untuk memenuhi kebutuhan dasar berupa makanan dan minuman, BPBD Kota Bontang telah mendirikan pos dapur umum di Kelurahan Gunung Telihan.
BACA JUGA:Warga Gendayakan Minta Air Bersih, Balasannya Doa Jadi Presiden ke Puan
Berdasarkan kajian analis risiko banjir pada InaRISK BNPB, Kota Bontang berada pada kategori dengan risiko sedang hingga tinggi.
Melihat hal tersebut BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan dengan rutin memeriksa drainase, saluran air dan sungai agar terbebas dari tumpukan material penghambat laju air.
Sementara itu bagi masyarakat khususnya yang tinggal di daerah rawan banjir, agar memiliki kemampuan untuk melakukan evakuasi dan senantiasa memperhatikan perkembangan cuaca di wilayahnya dengan tujuan dapat melakukan upaya-upaya yang mengurangi dampak banjir.