JAKARTA, DISWAY.ID -- Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut angka kemiskinan di Ibu Kota justru turun secara Year on Year (Tahun ke tahun).
Kata Pramono, pada periode Maret 2024, angka kemiskinan di Jakarta mencapai 4,30 persen.
Sementara pada Maret 2025 sesuai angka Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan sebesar 4,28 persen.
BACA JUGA:Aturan Ganjil Genap Jakarta Hari Ini 28 Juli 2025, Berlaku di 25 Ruas Jalan
BACA JUGA:Sederet Jadwal Layanan SIM Keliling Jakarta Hari Ini 28 Juli 2025, Lengkap Syarat dan Lokasi
Pramono tak menampik jika kalau dihitung mulai September 2024 sampai dengan Maret 2025 (6 bulan), angka kemiskinan naik dari sebesar 0,14 persen dari 4,14 persen menjadi 4,28 persen.
"Tetapi year on year adalah 4,30 persen sehingga dengan demikian malah terjadi penurunan," kata Pramono dikutip Minggu, 27 Juli 2025.
Secara ekonomi Pramono juga mengeklaim jika Jakarta mengalami pertumbuhan positif jika dibandingkan secara nasional.
"Dibandingkan dengan nasional kita juga masih lebih baik, termasuk untuk kemiskinan dan sebagainya," pungkas Mas Pram sapaan akrabnya.
Sebelumnya Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, menerangkan, urbanisasi menjadi salah satu faktor bertambahnya angka kemiskinan perkotaan.
BACA JUGA:Simak Informasi Prakiraan Cuaca Jakarta Hari ini Senin 28 Juli 2025: Terik Seharian!
BACA JUGA:Pramono Kantongi Data ASN DKI yang Main Judol, Bagi yang Melanggar Siap-siap!
Pendatang baru yang belum memiliki tempat tinggal layak atau akses pekerjaan formal masuk ke dalam kelompok rawan miskin dan menambah beban sosial di wilayah Jakarta.
Akibat garis kemiskinan dan inflasi itu turut memperburuk kondisi daya beli masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Jakarta.
Akibatnya ketika garis kemiskinan meningkat, penduduk yang sebelumnya berada sedikit di atasnya berpotensi besar tergelincir menjadi kelompok miskin.