BACA JUGA:Jadwal Bioskop Trans TV Hari Ini 5 Agustus 2025 Lengkap Sinopsis, Nonton Film Aksi-Thriller
Sistem ini akan mengintegrasikan data dari berbagai fasilitas kesehatan, termasuk Posyandu, Puskesmas, hingga rumah sakit.
Setiap kali anak melakukan pemeriksaan, datanya akan langsung dicatat dalam rapor digital yang bisa diakses oleh orang tua dan tenaga kesehatan.
Mirip di Skandinavia
Asnawi menjelaskan, sistem serupa telah lama diterapkan di negara-negara Skandinavia, seperti Swedia dan Norwegia, dan terbukti efektif dalam menekan angka stunting serta meningkatkan kualitas kesehatan anak secara keseluruhan.
BACA JUGA:Syarat Terima Saldo DANA Kaget Gratis 2025 Hingga Rp142.000, Masuk ke Nomor WA Kamu
BACA JUGA:Program Cek Kesehatan Gratis di SMKN 26 Jakarta Dipantau Langsung Menpora: Bagus untuk Talent Scout
Di sana, rapor kesehatan menjadi dokumen wajib yang selalu diperbarui, dan orang tua aktif terlibat dalam proses pemantauan.
"Kita belajar dari Skandinavia. Mereka punya data yang sangat lengkap tentang anak-anaknya. Ini yang ingin kita adopsi agar kita juga bisa memiliki generasi yang lebih sehat dan cerdas," tuturnya.
Melibatkan Berbagai Pihak
Pelaksanaan program ini akan melibatkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Pendidikan, Kementerian Sosial, dan BKKBN.
Kemenkes juga akan menggandeng Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan para ahli tumbuh kembang anak untuk menyusun format rapor yang paling sesuai dengan kondisi di Indonesia.
BACA JUGA:Xabi Alonso dan Harta Karun Rp19 Triliun di Real Madrid: Mimpi Emas akan Dimulai
BACA JUGA:Skandal Laporan Keuangan, 3 Petinggi eFishery Termasuk Eks CEO Gibran Ditahan
“Sehingga, kita punya data yang lebih komprehensif, lebih mudah penanganannya, lebih mudah untuk dilacak juga. Asal-usul penyakit juga lebih mudah dilacak,” katanya.
Masyarakat dan orang tua diharapkan menjadi mitra aktif dalam program ini. Sosialisasi akan dilakukan secara masif untuk menjelaskan pentingnya pemantauan kesehatan anak dan cara penggunaan rapor kesehatan ini.