Kandang Ayam Berbasis AI Menjamin Keamanan Pangan

Rabu 13-08-2025,11:42 WIB
Oleh: Prof. Dr. Ir. Muhammad Halim N

PRODUK peternakan di Indonesia menurut data tahun 2024 yaitu daging sapi sebesar 0,37 juta ton dengan kebutuhan nasional 0,77 ton (defisit 0,4 juta ton), susu sebesar 1 juta ton dengan kebutuhan nasional 4,7 ton (defisit 3,7 juta ton), sedangkan daging ayam ras sebesar 3,84 juta ton dengan kebutuhan nasional 3,72 ton (surplus 0,12 juta ton) dan telur ayam ras sebesar 6,3 juta ton dengan kebutuhan nasional 6,2 ton (surplus 0,17 juta ton). Sehingga dari data tersebut. Pemerintah Indonesia melalui Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) meletakan produk protein hewani dari ayam berupa daging dan telur menjadi komponen terbesar. Penyediaan gizi pada program MBG harus benar benar diperhatikan agar misi yang dicanangkan MBG untuk mencerdarkan sumber daya manusia yang unggul dapat tercapai. 

Program makanan bergizi gratis untuk anak sekolah dan masyarakat rentan bisa jadi sia-sia jika produktifitas dan kesehatan ternak jelek termasuk dalam keamanan pakan ternak dan bahan bakunya tidak terjamin. Kontaminasi logam berat, pemalsuan bahan pakan, mikotoksin, atau antibiotik pada pakan dapat meracuni rantai pangan, mengancam kesehatan penerima manfaat. 

Pengembangan unggas diarahkan untuk menghasilkan produk unggas yang Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH). Guna mendapatkan produk unggas yang ASUH, diperlukan penerapan prinsip mulai dari hulu hingga hilir, yaitu memilih bibit unggul bebas penyakit, memberikan pakan aman tanpa bahan berbahaya, menerapkan biosekuriti ketat, dan menjaga kebersihan serta kenyamanan kandang; penyembelihan sesuai syariat dan pengolahan pasca pemotongan; mendistribusikan produk dengan menjaga rantai dingin dan mencegah kontaminasi silang.  

BACA JUGA:Menebak di Tengah Ketidakpastian: Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Hendak ke Mana?

BACA JUGA:AgTech-AI: Meningkatkan Pangan dan Peluang Kerja

Dalam era digitalisasi yang semakin pesat, sektor peternakan, khususnya pada ayam pedaging dan petelur, tidak luput dari pengaruh kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi digital kini telah memasuki berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang peternakan yang selama ini banyak bergantung pada metode konvensional. Salah satu inovasi paling revolusioner yang kini mulai diterapkan dalam industri ini adalah Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI). AI tidak hanya memperkenalkan otomasi, tetapi juga membuka peluang untuk optimasi yang lebih efisien di berbagai aspek operasional peternakan, seperti manajemen pencahayaan, pemberian pakan dan air minum, pengaturan suhu, manajemen kebersihan kandang, serta analisis prediktif melalui pengolahan data yang masif. 

Inovasi teknologi peternakan kini menjadi solusi cerdas dalam menjawab tantangan gizi masyarakat Indonesia. Teknologi AI memungkinkan pemantauan kesehatan ternak secara real-time dan efisiensi pemberian pakan, sehingga menghasilkan produk hewani yang lebih berkualitas dan aman dikonsumsi. Dengan kualitas yang terjaga dari hulu ke hilir, produk ternak seperti daging, telur, dan susu kini lebih mampu memenuhi kebutuhan protein masyarakat, terutama dalam mensukseskan program MBG. 

Kandang cerdas mendukung produktifitas

Dalam era industri 4.0, sektor peternakan mulai mengalami transformasi signifikan melalui penerapan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) dan otomatisasi. Salah satu bentuk inovasi tersebut adalah hadirnya kandang cerdas (smart farm) — sebuah sistem peternakan terintegrasi yang mampu meningkatkan efisiensi produksi dan kesejahteraan ternak melalui pemantauan dan pengendalian lingkungan secara digital. Di dalam kandang cerdas, berbagai sensor dipasang untuk memantau suhu, kelembaban, kualitas udara, serta tingkat pencahayaan secara real-time. Data yang dikumpulkan oleh sensor ini membantu peternak menjaga kondisi kandang tetap optimal bagi pertumbuhan ternak. Misalnya, jika suhu kandang melebihi batas ideal, sistem secara otomatis dapat mengaktifkan kipas atau pendingin. Selain itu, kandang cerdas dilengkapi dengan sistem pemberian pakan otomatis yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu ternak, berdasarkan umur, berat badan, dan status kesehatannya. Ini tidak hanya menghemat pakan, tetapi juga mencegah overfeeding atau malnutrisi.

Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam pengelolaan lingkungan kandang kini menjadi terobosan penting di industri peternakan. Teknologi ini bukan sekadar menghadirkan otomatisasi, tetapi juga sistem adaptif yang terus belajar dari data terbaru. Hasilnya, peternak dapat meningkatkan efisiensi operasional, meminimalkan intervensi manual, dan mengalihkan fokus pada aspek manajemen lain. Dengan demikian, AI berperan besar mewujudkan peternakan modern, efisien, dan berkelanjutan, sejalan dengan visi industri yang ramah lingkungan.

Di lapangan, algoritma AI bekerja memantau berbagai parameter penting, mulai dari kadar gas, aliran udara, hingga kebisingan. Sensor mengirimkan data secara real-time untuk dianalisis, dan jika terdeteksi kondisi di luar batas aman, sistem langsung mengambil langkah korektif. Misalnya, jika konsentrasi amonia melampaui 25 ppm sebagai ambang batas keamanan maka AI otomatis mengaktifkan ventilasi atau filtrasi udara. Begitu pula jika kadar oksigen turun di bawah 19,5%, sistem akan meningkatkan pasokan udara segar atau mengatur pemanas agar suhu tetap stabil tanpa menambah emisi CO₂. 

Teknologi AI juga mengoptimalkan sirkulasi udara. Dengan mengatur kecepatan kipas, membuka atau menutup ventilasi, serta mengarahkan aliran udara sesuai kebutuhan, AI memastikan distribusi udara merata di seluruh kandang. Jika ditemukan area dengan over-ventilasi, kecepatan kipas akan dikurangi, sementara area yang kekurangan udara akan mendapat suplai tambahan untuk mencegah panas dan kelembapan berlebih.

Tak hanya itu, AI turut memantau kebisingan di lingkungan kandang. Sistem mampu membedakan suara normal seperti aktivitas ayam dari suara yang mengganggu, misalnya kerusakan mesin atau gangguan eksternal. Begitu tingkat kebisingan melewati ambang batas, AI dapat mengaktifkan respons tertentu demi menjaga kenyamanan dan kesehatan unggas.

AI Cegah Kebisingan dan Optimalkan Lingkungan Kandang

Teknologi kecerdasan buatan (AI) kini mampu menganalisis dan merespons gangguan kebisingan di kandang secara otomatis. Kebisingan merupakan salah satu penyebab ayam akan stress. Sistem dapat menyesuaikan pengaturan peralatan yang menjadi sumber kebisingan seperti menurunkan kecepatan kipas atau menghentikan sementara mesin untuk mengembalikan suasana kandang menjadi kondusif. Jika sumber kebisingan berasal dari luar atau tidak dapat diatasi otomatis, AI akan mengirimkan peringatan kepada pengelola. Dengan begitu, masalah dapat segera ditangani, mulai dari memperbaiki mesin rusak hingga mengatur ulang aktivitas yang memicu gangguan. 

Kategori :