Perbedaan paling tajam muncul saat Putin tetap menuntut pengakuan atas wilayah yang direbut Rusia, sedangkan Kyiv menolak keras.
Ukraina menegaskan, tanpa partisipasi mereka, semua kesepakatan diplomatik tidak memiliki legitimasi.
BACA JUGA:Lebanon Ancam Hizbullah, Letakkan Senjata atau Ditindak Tegas
Reaksi Ukraina dan Dunia Internasional
Presiden Volodymyr Zelenskiy menegaskan bahwa “tidak ada Ukraina, tidak ada damai”, dan menyerukan dukungan lebih kuat dari Barat.
Uni Eropa dan NATO pun menyuarakan kekhawatiran bahwa kegagalan ini memberi ruang bagi Rusia untuk melanjutkan agresinya.
Kegagalan KTT ini semakin memperdalam skeptisisme publik internasional terhadap diplomasi ad-hoc yang digagas Trump.
Banyak analis menilai, tanpa mekanisme multilateral yang melibatkan Kyiv secara langsung, peluang perdamaian akan tetap jauh.
KTT Trump–Putin di Alaska berakhir tanpa terobosan, hanya meninggalkan citra simbolis bahwa dua pemimpin dunia berbincang di bawah langit yang dijaga ketat oleh pesawat siluman Amerika.
Alih-alih membawa perdamaian, pertemuan ini justru menegaskan betapa dalamnya jurang perbedaan, dan perang Ukraina masih akan berlanjut tanpa kepastian kapan berakhir.