Namun pandangan berbeda disampaikan Direktur Ekonomi Digital CELIOS, Nailul Huda.
Ia menilai kondisi sosial-ekonomi saat ini ibarat bom waktu yang siap meledak jika pemerintah tidak segera merespons keluhan masyarakat.
“BPS menyebut ekonomi tumbuh, tapi di lapangan masyarakat makin terpuruk. PHK massal, harga barang naik, daya beli melemah. Kalau ini dibiarkan, bisa menimbulkan ledakan sosial dan ekonomi,” jelas Nailul saat dihubungi Disway, pada Sabtu 30 Agustus 2025.
Menurutnya, gejolak politik dan aksi demonstrasi berpotensi menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah.
Sentimen negatif dari investor dipastikan menekan pasar modal Indonesia.
“Ketidakstabilan politik akan menciptakan ketidakstabilan ekonomi. IHSG pasti akan memerah. Investor asing dan ritel akan menahan diri, kecuali mereka yang dekat dengan oligarki pemerintah,” tegas Nailul.
Kondisi ini membuat pasar keuangan Indonesia rawan terjadi capital outflow. Investor global maupun domestik akan melihat aksi demo sebagai faktor risiko, sehingga menunda atau bahkan menarik investasi mereka.
Jika hal ini berlanjut, maka bukan hanya rupiah yang tertekan, tetapi juga IHSG dan iklim usaha secara keseluruhan.