JAKARTA, DISWAY.ID -- Mantan kiper Manchester United, Ben Foster, baru-baru ini mengungkapkan kekhawatirannya mengenai tekanan besar, yang harus dihadapi oleh pemain baru Senne Lammens di Old Trafford.
Foster menyebut bahwa klub menuntut "keajaiban mutlak" dari Lammens, yang dinilai berada dalam situasi yang hampir mustahil untuk sukses.
Lammens, kiper muda asal Belgia, bergabung dengan Manchester United dari Royal Antwerp dengan nilai transfer sekitar 18,2 juta poundsterling pada hari terakhir bursa transfer.
BACA JUGA:Manchester United Gelontorkan Rp4,6 Triliun, Amorim Targetkan Tiga Pemain Baru di Transfer Januari
BACA JUGA:Manchester United Siapkan Unai Emery Jadi Calon Pengganti Ruben Amorim, Tantangan Berat Menanti
Kepindahannya datang bersamaan dengan keputusan klub untuk meminjamkan Andre Onana ke Trabzonspor.
Kini, Senne Lammens harus bersaing ketat dengan Altay Bayindir untuk posisi sebagai penjaga gawang utama, bahkan ada kemungkinan bahwa ia akan menjalani debutnya di laga derby Manchester.
Dalam podcastnya yang berjudul The Cycling Goalkeeper, Ben Foster menyoroti tekanan besar yang dirasakan Lammens.
"Manchester United adalah klub yang paling sulit untuk bermain, terutama bagi seorang penjaga gawang," ujar Foster.
"Kini mereka memiliki pemain muda dari liga Belgia yang belum pernah bermain untuk tim nasional Belgia. Mereka berharap dia bisa beradaptasi, tidak hanya di Liga Premier, tetapi juga di Manchester United. Itu adalah permintaan yang hampir mustahil untuk berhasil."
BACA JUGA:Fabrizio Romano Prediksi Bintang dan Ikon Manchester United Hijrah ke Arab Saudi Musim 2026
BACA JUGA:Ruben Amorim Dipecat Manchester United Sebelum Natal
Foster juga mencatat bahwa Senne Lammens, yang baru berusia 23 tahun, belum memiliki pengalaman yang cukup, dan ini dapat dianggap sebagai solusi sementara.
"Ini seperti menutup luka sementara, karena Bayindir bukanlah solusi jangka panjang. Lammens masih sangat muda di dunia penjaga gawang, dan meminta terlalu banyak dari seorang pemain seusianya," tambah Foster.
Kekhawatiran yang diungkapkan oleh Foster menggambarkan tantangan besar yang harus dihadapi Lammens.