PARIS, DISWAY.ID -- Menurut sejumlah anggota Parlemen Prancis, media sosial saat ini nggak aman buat anak di bawah 15 tahun. Oleh karena itu mereka mendesak Presiden Prancis, Emmanuel Macron bikin larangan tegas.
Nggak bisa dipungkiri, dunia disajikan dengan berbagai macam platform media sosial. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap pengaruh buruk media sosial yang begitu masif.
Pada Kamis kemarin, 11 September 2025, anggota Parlemen Prancis menegaskan larangan dan pembatasan media sosial bagi anak-anak harus dibuat.
BACA JUGA:Netanyahu Ancam Qatar Setelah Serang Petinggi Hamas di Doha
Khususnya "jam malam digital" yang dianggap merupakan waktu paling rawan, di mana mereka cukup skeptis dengan video-video pendek viral di TikTok.
Pemerintah Prancis didesak agar memberlakukan larangan dan jam malam pukul 10 malam hingga 8 pagi bagi remaja berusia 15 hingga 18 tahun.
Salah satu anggota Parlemen, Laure Miller mengatakan pembatasan ini harus dipertegas pemerintah.
Ia menjelaskan skenario dengan mengirimkan sebuah pesan kepada anak-anak dan orang tua, bahwa media sosial tidak cukup baik untuk kaum muda.
Miller mencatat lebih dari 1,5 miliar pengguna TikTok di dunia. Platform milik ByteDance yang berbasis di Tiongkok itu mendapat kecaman keras, khususnya datang dari pemerintah Barat di Eropa dan Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir ini.
Desakan pelarangan TikTok di Prancis ini bukan tanpa alasan. Banyak konten-konten sensitif dan kekerasan yang tidak baik dikonsumsi anak-anak muda.
Miller mencontohkan, kekhawatiran yang timbul meliputi konten yang dapat mendorong seseorang melakukan bunuh diri, menyakiti diri sendiri, bahkan penggunanya berpotensi terlibat campur tangan politik asing.
Macron sendiri mendukung larangan media sosial untuk anak-anak dan remaja muda. Mereka mengikuti jejak Australia yang mulai merancang larangan-larangan ini untuk anak di bawah 16 tahun, tahun lalu.
Sementara itu TikTok berada dalam ketidakpastian hukum di AS. Pasalnya, Presiden Donald Trump tetap mengizinkan platform tersebut untuk terus beroperasi meskipun ada undang-undang yang ketat untuk komersial.
Fakta menariknya, TikTok juga dianggap memiliki pengaruh terhadap Rusia ketika pemilihan presiden Rumania secara kontroversial dibatalkan tahun lalu oleh Mahkamah Agung negara tersebut.