BACA JUGA:DBD Gak Ada Obatnya! Pemerintah Kini Andalkan Vaksin Demi Nol Kematian di Zona Merah
Penanganan Awal di Rumah
Jika anak demam dan dicurigai DBD, orang tua perlu:
● Memberikan cairan cukup agar tidak dehidrasi.
● Mengompres dengan air hangat.
● Memberikan obat penurun panas sesuai anjuran dokter.
● Memantau kondisi dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan bila ada tanda bahaya.
Keberhasilan pengobatan sangat ditentukan oleh diagnosis dini, pemantauan klinis, dan pemberian cairan yang tepat.
“DBD pada anak seringkali berkembang cepat. Orang tua harus peka terhadap gejala awal dan jangan menunda pemeriksaan. Deteksi dini dan pemberian cairan yang cukup bisa sangat membantu mencegah kondisi menjadi lebih berat,” ujar dr. Venty, Sp.A, CIMI, Dokter Spesialis Anak di Bethsaida Hospital Gading Serpong.
Pencegahan di Lingkungan Rumah
Nyamuk Aedes Aegypti cepat berkembang biak di air bersih. Untuk memutus siklusnya, keluarga perlu rutin melakukan 3M Plus:
Menguras tempat penampungan air,
Menutup rapat tempat penampungan air,
Mengubur/ mendaur ulang barang bekas,
Plus langkah lain seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menaburkan larvasida pada tempat penampungan air, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela & pemakaian kelambu
Melibatkan anak dalam menjaga kebersihan rumah bisa menjadi edukasi yang menyenangkan sekaligus melindungi keluarga dari DBD.
BACA JUGA:DPR dan Kemenkes Siap Bebaskan Indonesia dari Kematian akibat DBD pada 2030
Vaksinasi Dengue sebagai Perisai Anak
“Selain 3M Plus, perlindungan tambahan terhadap DBD dapat diberikan melalui vaksinasi dengue. Vaksin ini bekerja membentuk kekebalan tubuh terhadap virus dengue dan direkomendasikan untuk anak dari usia 4 tahun sampai dewasa usia 60 tahun,” tambah dr. Venty.