Namun begitu, bukan berarti Kluivert tak punya potensi.
Ia datang dengan CV besar dan pengalaman Eropa.
BACA JUGA:Kapten Persib Marc Klok Absen Lawan Arema FC, Hodak Siapkan Rotasi Mengejutkan, Cek Sore Ini
Yang menjadi pertanyaan: apakah ia siap menghadapi ekspektasi dan tekanan publik sepak bola Indonesia yang semakin kritis?
Dalam sesi tersebut juga sempat disinggung soal kritik kepada pelatih dan federasi.
Akmal menegaskan bahwa kritik bukan berarti tidak mendukung.
“Saya tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana,” celetuknya, menanggapi komentar soal ketidakhadirannya di ruang publik saat timnas U-23 gagal di ajang internasional.
Baginya, kritik adalah bentuk kecintaan.
Ia menyayangkan jika saat tim gagal, banyak pihak diam.
Sebaliknya, saat sukses, semua berlomba tampil. Sebuah sikap yang sayangnya masih sering terjadi di dunia sepak bola tanah air.
Kini, semua mata tertuju ke Kluivert.
Beban tidak kecil menantinya, terutama karena ia melanjutkan fondasi yang sudah dibangun oleh Shin Tae-yong.
Publik menanti apakah ia bisa mempertahankan bahkan meningkatkan level permainan Indonesia menuju impian besar: lolos ke Piala Dunia 2026.