Istana Tegas: Pemerintah Dengar Aspirasi, Bukan Buta dan Tuli!

Selasa 23-09-2025,11:49 WIB
Reporter : Anisha Aprilia
Editor : Marieska Harya Virdhani

JAKARTA, DISWAY.ID - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari menegaskan bahwa pemerintah tidak buta dan tuli atau tone deaf dalam mendengarkan suara masyarakat.

“Masyarakat harus tahu bahwa pemerintah itu tidak buta dan tuli, alias tone deaf,” kata Qodari kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Senin, 22 September 2025.

Ia menegaskan bahwa Kantor Staf Presiden di bawah kepemimpinannya akan menerima seluruh masukan masyarakat untuk mengoptimalkan seluruh program pembangunan pemerintah.

"Masyarakat harus tahu bahwa dalam pemerintahan itu juga ada kritik-otokritik ya, yang tujuannya untuk mengoptimalkan program pembangunan. Nah, termasuk di dalam proses itu adalah bahwa kalau ada masukan, saran, data, kritikan dari KSP kepada K/L itu tujuannya juga mewakili suara dari masyarakat. Jangan sampai masyarakat merasa bahwa pemerintah ini, pemerintahan Pak Prabowo ini, buta dan tuli. Apa istilahnya zaman sekarang? Tone deaf ya," tegas Qodari.

BACA JUGA:Istana Ingatkan Pejabat Jangan Flexing: Anggarannya dari Masyarakat, Jangan Sampai Gua Susah, Lu Senang-senang

Lebih lanjut, Qodari memberikan contoh program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Ia mengklaim pihaknya melakukan monitoring terhadap keluhan masyarakat ketika ada yang keracunan dalam program tersebut.

BACA JUGA:Erick Thohir Semringah, Tiba-tiba Merapat ke Istana: FIX Menpora?

Contoh lainnya, ketika KSP juga menyoroti masalah yang dialami ojek online (ojol).

"Kemudian masyarakat akan merasa terwakili, 'Oh, ternyata Staf Presiden tahu bahwa ada masalah’. Mungkin ojol yang melihat itu, yang punya perasaan seperti itu kalau melihat misalnya, Kepala Staf Kepresidenan sudah ngomong, dia sudah merasa terwakili, dan dia bisa bergeser dengan kegiatan berikutnya. Mungkin ambil orderan berikutnya, dan seterusnya," papar Qodari.

BACA JUGA:KPK Bantah Diintervensi Istana, Penetapan Tersangka Kuota Haji Masih Misteri

Qodari khawatir, jika masukan dan kritikan masyarakat tidak direspons pemerintah, maka bisa saja jadi 'ledakan'.

Maka itu, dia menekankan bahwa segala hal kini sudah bisa diketahui oleh masyarakat, baik dari media massa ataupun media sosial.

"Tidak ada lagi yang tidak beredar di tangan kita ini, tidak ada lagi yang tidak ditonton, betul kan? Tidak ada lagi yang tidak beredar. Ada satu peristiwa, misalnya keracunan MBG, semua orang nonton, tidak ada yang tidak tahu. Nah kalau pemerintah tidak ngomong mengenai hal itu, itulah nanti muncul penilaian bahwa pemerintah itu buta dan tuli. Jadi kita ketemu hari ini teman-teman untuk menunjukkan bahwa pemerintah tidak buta dan tuli," pungkasnya.

Kategori :