Label Nutrisi Peringkat A-D Akan Segera Hadir di Kemasan Makanan, BPOM Ajukan Usul

Rabu 24-09-2025,15:53 WIB
Reporter : Hasyim Ashari
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Indonesia bersiap mengambil langkah besar untuk memerangi lonjakan penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah secara resmi mengajukan usulan penerapan label nutrisi di bagian depan kemasan, atau yang dikenal sebagai Front-of-Pack Nutrition Label (FOPNL), yang akan diberi nama "Nutri Level".

BACA JUGA:IMOS 2025: Suzuki Luncurkan Skutik Retro Access 125, Harga Cuma Rp 25 Jutaan

BACA JUGA:Ketika Ucapan 'Shalom' Presiden Prabowo Jadi Headline Dua Media Israel

Sistem ini bertujuan untuk memberikan informasi kandungan gula, garam, dan lemak pada produk makanan dan minuman olahan secara lebih sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat.

Apa Itu Nutri Level?

Nutri Level adalah sistem peringkat nutrisi yang akan dicantumkan di bagian depan kemasan produk. Sistem ini mengklasifikasikan kualitas gizi produk ke dalam empat tingkatan, yaitu:

* Level A (Hijau Tua): Pilihan Paling Sehat. Kandungan gula, garam, dan lemaknya paling rendah.

* Level B (Hijau Muda): Pilihan Sehat. Kandungan gula, garam, dan lemaknya tergolong rendah.

* Level C (Kuning): Pilihan Kurang Sehat. Kandungan gula, garam, dan/atau lemaknya lebih tinggi. Konsumsi perlu dibatasi.

BACA JUGA:Makin Canggih, Yamaha Luncurkan XMAX Connected TechMax di IMOS 2025

BACA JUGA:Intip Makna dan Filosofi Logo Hari Santri 2025, Lengkap Link Unduhnya

* Level D (Merah): Pilihan Paling Tidak Sehat. Kandungan gula, garam, dan/atau lemaknya sangat tinggi dan harus dihindari jika memungkinkan.

Kepala BPOM, Taruna Ikrar menyatakan bahwa usulan ini sudah diajukan ke Kementerian Kesehatan dan sedang dalam tahap harmonisasi regulasi.

"Pelabelan pada depan sebutan 'Nutri-Level'. Apa niatnya kita? Ini sudah rancangannya sudah kami selesaikan peraturannya, untuk mengawal peraturan dari UU tadi (penanggulangan PTM), jadi bukan hanya sekedar memberi pengetahuan, juga ingin kita didik sehingga nanti sekaligus suatu ketika bisa diwajibkan, supaya angka kematian yang 73 persen (disebabkan oleh PTM) tadi bisa menurun," kata Taruna, dikutip Selasa 23 Seotember 2025.

Kategori :