BACA JUGA:Ajinomoto Genap 55 Tahun, Ini Peran MSG dalam Strategi Diet Rendah Garam
Lalu, apakah benar kebanyakan makan MSG bisa berbahaya?
Menurut Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, seorang nutrisionis, anggapan soal "overdosis MSG" adalah mitos.
“Tidak ada istilah overdosis MSG, karena tubuh hanya akan menyerap glutamat sesuai kebutuhannya, dan sisanya akan dibuang,” jelasnya. Ia menegaskan bahwa glutamat dari MSG diproses tubuh dengan cara yang sama seperti glutamat dari sumber alami.
Takaran konsumsi yang dianjurkan pun sangat jelas. Untuk satu kali masak empat porsi keluarga, cukup gunakan 1 sendok atau sekitar 3–4 gram MSG.
Jumlah ini sudah cukup untuk memberikan rasa gurih yang seimbang tanpa perlu tambahan banyak garam.
Anak-anak di atas dua tahun pun aman mengonsumsinya, asalkan tetap dalam pola makan yang bergizi dan seimbang.
BACA JUGA:Gelar Belajaraya 2023, Jaringan SMSG Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Bagi Transformasi Pendidikan
Keamanan MSG juga sudah diakui secara nasional maupun internasional.
Di Indonesia, BPOM telah mengizinkan penggunaannya melalui Peraturan Kepala BPOM No. 11 Tahun 2019. Sertifikat halal dari MUI dan izin dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama RI pun sudah dikantongi.
Sementara di tingkat global, WHO dan FAO melalui Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) telah mengonfirmasi keamanannya.
Bahkan sejak 1958, US FDA (Badan POM Amerika Serikat) telah menyatakan MSG sebagai GRAS (Generally Recognized As Safe).
Melalui kampanye ini, Sasa juga melibatkan sejumlah figur publik dan ahli dari berbagai bidang seperti Chef Martin Praja, untuk ikut membagikan edukasi seputar MSG yang benar, dari sudut pandang nutrisi, rasa, dan pengalaman di dapur keluarga Indonesia.
Jadi, daripada terus menerus takut tanpa dasar, saatnya melihat MSG dari sudut pandang yang lebih objektif.
MSG bukan musuh, tapi bisa jadi kawan di dapur, asal digunakan sesuai takaran.