JAKARTA, DISWAY.ID – Waspada, kasus kanker di Indonesia bisa melonjak hingga 70% di tahun 2050.
ROICAM 2025 kembali digelar sebagai salah satu forum bergengsi yang mempertemukan para ahli onkologi, pemerintah, akademisi, dan stakeholder kesehatan dalam upaya menanggulangi kanker di Indonesia.
Tahun ini, sorotan tajam tertuju pada ancaman lonjakan kasus kanker yang diproyeksikan tembus hingga 70% pada tahun 2050 jika tidak ada intervensi serius.
BACA JUGA:Ivan Gunawan Dukung Pejuang Kanker Payudara, Luncurkan Koleksi Busana Ready to Wear
Mengacu pada data Kementerian Kesehatan RI dan Globocan, tercatat 408.661 kasus baru kanker pada 2022, dengan 242.099 kematian.
Tanpa strategi pencegahan yang kuat, angka ini diprediksi melonjak hingga 63% pada 2025–2040, dan bahkan mencapai lebih dari 70% pada 2050.
Menurut dr. Ronald Alexander Hukom, MHSc, SpPD, K-HOM, Ketua PERHOMPEDIN Cabang Jakarta, kondisi ini sangat memprihatinkan.
BACA JUGA:Sedih! Mawar de Jongh Berjuang Lawan Kanker di Film 'Sampai Titik Terakhirmu'
“Deteksi dini adalah satu-satunya jalan keluar saat ini. Sayangnya, masih banyak pasien datang dalam kondisi stadium lanjut karena keterlambatan diagnosis,” tegasnya saat sesi panel ROICAM 2025.
Kesenjangan layanan kesehatan menjadi salah satu hambatan utama.
Distribusi dokter spesialis seperti Konsultan Hematologi Onkologi Medik (KHOM) masih sangat terbatas, hanya sekitar 188 orang di seluruh Indonesia hingga September 2025.
Pemerintah menargetkan penambahan 150–250 tenaga ahli dalam lima tahun ke depan, namun hal ini tetap belum cukup mengejar kebutuhan populasi.
BACA JUGA:Sedih! Mawar de Jongh Berjuang Lawan Kanker di Film 'Sampai Titik Terakhirmu'
Melalui Rencana Kanker Nasional 2024–2034, pemerintah telah mengusung strategi komprehensif mulai dari promotif, preventif, kuratif, hingga paliatif.
Namun implementasi di lapangan masih menghadapi tantangan besar.