bannerdiswayaward

Mayoritas Terlambat! 2 dari 3 Wanita Indonesia Terdeteksi Kanker Serviks di Stadium Akhir

Mayoritas Terlambat! 2 dari 3 Wanita Indonesia Terdeteksi Kanker Serviks di Stadium Akhir

Staf Khusus Menteri Kesehatan, drg. Monica R. Nirmala, MPH, menegaskan bahwa tingginya kasus terlambat diagnosis menjadi tantangan besar dalam menurunkan angka kematian akibat kanker-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Situasi memprihatinkan kembali diungkap Kementerian Kesehatan RI.

Dua dari tiga wanita Indonesia yang terdiagnosis kanker serviks diketahui baru datang ketika penyakit mereka sudah berada pada stadium akhir.

Kondisi ini menjadi alarm keras bagi upaya pencegahan dan deteksi dini kanker serviks di Indonesia.

BACA JUGA:Charm dan YKPI Ajak 1.000 Mahasiswi Jakarta Kenali Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara

BACA JUGA:RSU Bunda Jakarta Hadirkan Inovasi Robotic Skin Sparing Mastectomy, Pengangkatan Kanker tanpa Mengubah Bentuk Payudara

Staf Khusus Menteri Kesehatan, drg. Monica R. Nirmala, MPH, menegaskan bahwa tingginya kasus terlambat diagnosis menjadi tantangan besar dalam menurunkan angka kematian akibat kanker.

Ketika kanker sudah masuk stadium lanjut, peluang hidup menurun drastis, sementara proses pengobatan menjadi lebih sulit dan biayanya jauh lebih tinggi.

“Kanker leher rahim adalah pembunuh nomor dua bagi perempuan Indonesia setelah kanker payudara. Padahal ini mungkin satu-satunya kanker yang sebenarnya bisa dicegah melalui imunisasi,” ujar drg. Monica dalam acara Kelas Jurnalis: Lawan Misinformasi, Senin, 17 November 2025.

Angka Kasus dan Kematian yang Tinggi

Kanker serviks tetap menjadi salah satu penyebab kematian utama pada wanita Indonesia.

BACA JUGA:Waspada! Kemenkes Temukan Kasus Penderita Kanker Payudara di Usia 18-25 Tahun

BACA JUGA:Gak Cuma Nyaman, Pembalut Harus Ramah Lingkungan, Syifa Hadju Juga Pakai

Data Kemenkes mencatat:

  • Kasus Baru: Sekitar 36.964 kasus baru kanker leher rahim terdeteksi setiap tahunnya.
  • Kematian: Lebih dari 20.700 kematian dicatat setiap tahun akibat penyakit ini.

Keterlambatan deteksi ini sering disebabkan oleh minimnya gejala pada stadium awal serta rendahnya cakupan skrining di kalangan wanita usia subur.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads