Mayoritas Terlambat! 2 dari 3 Wanita Indonesia Terdeteksi Kanker Serviks di Stadium Akhir

Tiga Intervensi Kunci Kemenkes untuk Eliminasi Kanker Serviks

Dalam menghadapi tantangan ini, Kemenkes menegaskan komitmennya untuk mengeliminasi kanker serviks di Indonesia dengan tiga intervensi utama yang ditargetkan tercapai pada tahun 2030:

BACA JUGA:Adrie Basuki Bikin Vest Patient Navigator Penyintas Kanker, Bangun Semangat untuk Lekas Pulih

BACA JUGA:Ladies Mesti Tahu Nih, Tips Bebas Berekspresi Saat Sedang Menstruasi bersama CHARM

• Imunisasi HPV Dini: Menargetkan 90% anak perempuan dan anak laki-laki diimunisasi Human Papillomavirus (HPV) sebelum usia 15 tahun.
• Skrining Massal: Menargetkan minimal 75% wanita usia 30 hingga 69 tahun menjalani skrining melalui tes DNA HPV. Skrining ini dinilai memiliki kualifikasi yang memadai untuk deteksi dini.
• Tata Laksana Cepat: Menargetkan 90% pasien yang sudah didiagnosis memiliki lesi prakanker atau menderita kanker mendapatkan tata laksana yang tersedia di fasilitas kesehatan.

Pentingnya Skrining dan Kesadaran Diri

Kanker serviks umumnya berkembang secara perlahan.

BACA JUGA:Inovasi KAI: Perempuan Kini Bisa Pilih Kursi Sesama Perempuan di Kereta, Ini Kata Menteri PPPA

BACA JUGA:Sambut Hari Perempuan Internasional, Unicharm Dukung Pemberdayaan Perempuan di Indonesia

Pada stadium awal, gejala seringkali tidak terasa atau tidak khas, membuat banyak wanita mengabaikan pentingnya skrining rutin.

Para ahli kesehatan terus menyerukan pentingnya deteksi dini melalui metode seperti Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) atau tes DNA HPV, terutama bagi wanita usia 30 tahun ke atas.

Dengan deteksi di tahap prakanker atau stadium awal (Stadium I), peluang kesembuhan pasien sangat tinggi, bahkan bisa mencapai 80%.

Sumber: