Gaza Pasca KTT: Harapan & Tantangan

Jumat 17-10-2025,08:20 WIB
Oleh: Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph

BACA JUGA:Menebak di Tengah Ketidakpastian: Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Hendak ke Mana?

Bagi Indonesia, ini bukan hanya soal politik luar negeri, tapi ujian spiritualitas kebangsaan: apakah kita mampu menerjemahkan solidaritas ke dalam tindakan?

Apakah kampus-kampus kita akan ikut mengirim pengetahuan dan bantuan kemanusiaan?

Apakah umat kita akan memelihara empati di tengah keletihan berita?

Saya percaya, seperti api kecil di tengah reruntuhan, harapan Gaza akan terus menyala selama ada orang-orang yang menolak menyerah pada sinisme.

Karena sebagaimana ditegaskan Paulo Freire dalam Pedagogy of Hope (1992): “Harapan bukan menunggu keajaiban, tetapi bertindak agar keajaiban menjadi mungkin.”

Dunia telah menatap Gaza dengan mata sedih selama terlalu lama.

BACA JUGA:Prabowo Sang Hero

BACA JUGA:Sekolah Kedinasan, Ketidakpastian Anggaran Pendidikan dan Jawaban dari UIN Sunan Kalijaga

Sekarang waktunya menatap dengan mata tanggung jawab.

Dan bagi Indonesia, tanggung jawab itu sederhana tapi besar: menjadi suara bagi yang bisu, menjadi teladan bagi yang letih, menjadi cahaya di antara diplomasi yang dingin.

Perdamaian bukan sekadar absen perang; ia adalah hadirnya keadilan.

Dan keadilan bagi Gaza, bagi dunia hanya akan hidup jika nurani masih berani bicara. 

*Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)*

Kategori :