Pasien DBD Dipaksa Pulang Setelah 3 Hari Dirawat di RS Meski Belum Sembuh, Direktur BPJS Kesehatan: Laporkan!

Senin 03-11-2025,08:25 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

“Tren DBD ini harus diwaspadai. Saat ini jumlahnya cukup tinggi, dan dengan musim hujan panjang, risikonya akan naik dua hingga tiga bulan ke depan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ghufron menegaskan pentingnya upaya pencegahan.

BPJS Kesehatan, kata dia, tidak hanya berfokus pada pembiayaan pengobatan, tetapi juga program promotif dan preventif, termasuk skrining kesehatan untuk masyarakat.

“Masyarakat tidak harus menunggu sakit. Kita punya program skrining dini dan promosi perilaku hidup bersih, termasuk menjaga lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk,” ujarnya.

BACA JUGA:Jangan Remehkan DBD! Tasya Kamila Bagikan Cara Lindungi Anak dengan 3M Plus dan Vaksin

Ia juga menyoroti pentingnya kerja sama lintas sektor, seperti Kementerian Kesehatan, pemerintah daerah, dan institusi pendidikan, untuk menekan angka kematian akibat DBD.

Menurutnya, Indonesia menargetkan zero death akibat DBD pada 2030, target ambisius yang membutuhkan kolaborasi seluruh pihak.

BACA JUGA:Jangan Remehkan DBD! Tasya Kamila Bagikan Cara Lindungi Anak dengan 3M Plus dan Vaksin

Sanksi bagi Rumah Sakit Pelanggar

Terkait laporan rumah sakit yang memaksa pasien pulang dini atau menolak pasien BPJS, Ghufron menegaskan BPJS memiliki mekanisme penegakan sanksi.

“BPJS tidak bekerja berbasis rumah sakit, tapi berbasis kontrak. Kalau ada rumah sakit yang terbukti melanggar, kita bisa putus kerja sama,” tegasnya.

Ia menambahkan, masyarakat bisa melaporkan pelanggaran melalui kanal resmi BPJS Kesehatan, baik lewat call center, aplikasi Mobile JKN, maupun WhatsApp pengaduan 0811-8165-165.

BACA JUGA:DBD Gak Ada Obatnya! Pemerintah Kini Andalkan Vaksin Demi Nol Kematian di Zona Merah

Vaksin DBD

Derek Wallace, President, Global Vaccine Business Unit, Takeda Pharmaceuticals, menyatakan dalam lima tahun terakhir, dunia mengalami peningkatan signifikan kasus dengue, terutama di kawasan Amerika.

Hingga akhir April 2024, lebih dari 7,6 juta kasus telah dilaporkan ke Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), termasuk lebih dari 16.000 kasus berat dan lebih dari 3.000 kematian.

Data dari Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa Indonesia masih menyumbang sekitar 66 persen kematian akibat dengue di Asia tahun lalu, sekaligus menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus tertinggi di kawasan Asia pada 2024.

Namun di tengah tren peningkatan global tersebut, Indonesia justru berhasil menekan laju kasus dengue secara signifikan pada tahun 2025, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi dan mencerminkan kuatnya komitmen pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam pengendalian dengue.

Kategori :