bannerdiswayaward

Jangan Remehkan DBD! Tasya Kamila Bagikan Cara Lindungi Anak dengan 3M Plus dan Vaksin

Jangan Remehkan DBD! Tasya Kamila Bagikan Cara Lindungi Anak dengan 3M Plus dan Vaksin

Pencegahan yang menyeluruh melalui 3M Plus dan vaksinasi adalah kunci melindungi buah hati dari DBD--Istimewa

JAKARTA, DISWAY.ID – Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman nyata bagi anak-anak di Indonesia.

Data Kementerian Kesehatan mencatat, dalam tujuh tahun terakhir, kelompok usia 5–14 tahun mencatat angka kematian tertinggi akibat penyakit ini.

Meski demikian, banyak orang tua masih mengira DBD hanya muncul saat musim hujan.

“Dengue itu bukan penyakit musiman. Virusnya ada sepanjang tahun dan bisa menyerang siapa saja, di mana saja, tanpa memandang usia atau gaya hidup,” tegas dr. Atilla Dewanti, SpA(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Neurologi.

BACA JUGA:DBD Gak Ada Obatnya! Pemerintah Kini Andalkan Vaksin Demi Nol Kematian di Zona Merah

Gejalanya sering kali mirip flu, mulai dari demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, muntah, nyeri otot dan sendi, hingga ruam kulit.

Jika tidak segera dikenali, DBD dapat berkembang menjadi dengue shock syndrome (DSS), kondisi serius yang dapat menyebabkan perdarahan hebat dan penurunan tekanan darah drastis, bahkan kematian.

Yang kerap terlupakan, seseorang bisa terkena DBD lebih dari sekali. Virus dengue memiliki empat serotipe berbeda (DENV-1 hingga DENV-4).

“Setelah sembuh dari satu serotipe, seseorang hanya kebal terhadap serotipe tersebut. Infeksi kedua atau ketiga dari serotipe lain justru bisa lebih berat,” tambah dr. Atilla.

BACA JUGA:DPR dan Kemenkes Siap Bebaskan Indonesia dari Kematian akibat DBD pada 2030

Public figure sekaligus ibu dua anak, Tasya Kamila, mengaku sangat khawatir dengan penyakit ini.

“Sebagai orang tua, saya takut sekali dengan DBD. Kita tidak pernah tahu kapan virus itu datang. Bahkan orang yang tampak sehat pun bisa jadi pembawa virus, dan nyamuk yang menggigitnya bisa menularkan ke anak-anak kita,” ungkap Tasya.

Ia menekankan bahwa angka kematian akibat DBD tertinggi terjadi pada anak-anak, sehingga peran orang tua dalam pencegahan sangat penting.

Karena belum ada obat khusus untuk menyembuhkan DBD, langkah pencegahan menjadi kunci. Para pakar merekomendasikan:

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads