BACA JUGA:Sebelum Kena OTT KPK, Gubernur Riau Abdul Wahid Sempat Buka MTQ Kota Pekanbaru Bareng Istri
Informasi genomik yang dikumpulkan ini sangat berharga karena dapat memberikan data mengenai:
• Sensitivitas terhadap Obat: Seberapa baik tubuh seseorang memproses obat tertentu.
• Dosis yang Diperlukan: Penentuan dosis yang optimal dan paling aman untuk pasien.
• Risiko Efek Samping: Identifikasi risiko reaksi obat yang merugikan.
Target dan Tantangan
Program BGSi menargetkan pengumpulan data 100.000 genomik dalam lima tahun mendatang sebagai basis data kesehatan nasional.
BACA JUGA:Penjualan Tesla Babak Belur di Eropa, Penjualan Anjlok 89% di Swedia
BACA JUGA:Wamendagri Ribka Haluk Minta Semua Pihak Samakan Langkah Percepat Pembangunan Papua
Meskipun tes genomik saat ini masih tergolong mahal, Kemenkes berupaya keras melalui kolaborasi dengan penyedia teknologi dan mitra untuk membuat tes ini menjadi lebih terjangkau dan terintegrasi ke dalam sistem kesehatan nasional.
Melalui farmakogenomik, Kemenkes tidak hanya meningkatkan kualitas pengobatan, tetapi juga memperkuat upaya pencegahan dan diagnostik penyakit genetik serta kronis, memastikan investasi kesehatan jangka panjang yang lebih efisien bagi bangsa.