JAKARTA, DISWAY.ID -- Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) tengah berada di ujung tanduk setelah banding mereka atas sanksi FIFA resmi ditolak, terkait pemalsuan dokumen naturalisasi 7 pemain Harimau Malaya.
Meski begitu, FAM bersikeras melanjutkan perjuangan ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), walau proses tersebut diyakini akan memakan waktu panjang dan peluangnya sangat kecil.
FIFA sebelumnya menjatuhkan sanksi berat pada 26 September 2025 kepada FAM, serta tujuh pemain naturalisasi yang dinilai ilegal, karena menggunakan dokumen palsu untuk memperoleh status kewarganegaraan Malaysia.
BACA JUGA:Lionel Messi Ikuti Jejak Cristiano Ronaldo, Siapkan Langkah Baru di Dunia Bisnis Setelah Pensiun
FAM diberi waktu 10 hari untuk mengajukan banding, namun prosesnya molor dan akhirnya tetap ditolak.
Kini, setelah kegagalan itu, Malaysia memiliki waktu 21 hari untuk menyerahkan berkas banding ke CAS.
Namun, posisi mereka semakin sulit setelah FIFA mengungkap bukti baru yang memperkuat dugaan pemalsuan dokumen.
Tiga Pemain Terbukti Tak Memiliki Garis Keturunan Malaysia
Setelah kasus Héctor Hevel dan Facundo Garcés terbukti tidak memiliki hubungan darah dengan Malaysia, kini giliran Imanol Machuca yang terseret.
BACA JUGA:LUAR BIASA! Persib Benamkan Selangor 3-2 di Malaysia: Adam Alis Man of The Match
BACA JUGA:Tempat Menonton Selangor vs Persib Bandung di Piala AFC 2025/26
Dokumen dari Kantor Catatan Sipil Provinsi Santa Fe, Argentina, mengonfirmasi bahwa nenek Machuca, Concepcion Agueda Alaniz, lahir di Roldán, Argentina, dan bukan di Penang seperti klaim FAM.
FIFA menilai temuan ini sebagai pelanggaran berat terhadap regulasi naturalisasi pemain.
Dengan demikian, FAM dianggap telah melanggar aturan dalam tiga kasus sekaligus situasi yang membuat posisi mereka makin sulit “membalik keadaan” di CAS.
Sanksi FIFA ini tak hanya menghantam federasi, tapi juga berdampak langsung pada klub-klub yang menaungi para pemain.