“Secara perlahan, kita harus menyesuaikan seperti di Eropa — mulai membina sejak usia 8 tahun. Dengan begitu, pemain akan tumbuh dengan teknik, disiplin, dan karakter yang lebih matang,” tegas Simon.
Simon berharap perbaikan dalam sistem pembinaan usia dini dapat segera diterapkan, sehingga Indonesia mampu melahirkan generasi pemain yang tidak hanya berbakat, tetapi juga siap bersaing di kancah global.