“Saya ingin kita semua kembali percaya diri. Tuhan sudah memberi akal, tenaga, dan waktu. Itu cukup untuk hidup terhormat,” ujarnya.
Baginya, Tumhiho bukan jargon, melainkan cara hidup. “Bangsa yang besar bukan yang paling kaya, tapi yang berani bekerja dan saling menolong,” pungkas Fransiscus Go.