KPAI Fokus Beri Pendampingan Psikis untuk Para Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta

Senin 10-11-2025,17:03 WIB
Reporter : Dimas Rafi
Editor : Fandi Permana

JAKARTA, DISWAY.ID - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Diyah Puspitarini, menegaskan pentingnya pendampingan psikologis bagi para korban ledakan di SMAN 72 Jakarta.

Ledakan tersebut terjadi ketika hendak melaksanakan solat Jumat di lingkup sekolah pada Jumat, 7 November 2025 siang.

BACA JUGA:Fadli Zon Susun Buku Biografi Pahlawan Nasional, Soeharto, Gus Dur hingga Marsinah

BACA JUGA:ABH Terkait Ledakan SMAN 72 Jakarta Dipindah ke RS Polri, Polisi Bentuk Tim Terpadu Tangani Pemulihan

Diyah mengungkapkan, KPAI akan berkolaborasi dengan sejumlah lembaga untuk memberikan terapi dan pemulihan mental bagi para siswa serta tenaga pendidik yang terdampak.

Pihak-pihak yang dilibatkan meliputi DP3AKP DKI Jakarta, Dinas Sosial (Dinsos), Psikolog Polri, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Himpunan Mahasiswa Psikologi Indonesia (HIMPSI), dan Kemendikbudristek.

"Kami berfokus pada anak-anak yang menjadi korban. Pendampingan psikologis ini sangat penting, sesuai amanat Undang-Undang Perlindungan Anak Pasal 59A," jelas Diyah di Jakarta pada Minggu, 9 November 2025.

Selain siswa, KPAI juga memastikan para guru mendapatkan dukungan psikologis pasca-ledakan.

BACA JUGA:Ngeri! Bentrok Ormas vs Matel Pecah di Cengkareng, Diduga karena Perkara Penarikan Motor!

"Guru juga harus mendapatkan pendampingan psikologis. Saat ini, sudah ada 17 guru yang menjalani terapi, dan sisanya akan segera menyusul," papar Diyah.

Sebagai langkah pemulihan awal, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMAN 72 Jakarta akan dilaksanakan secara daring (online) selama beberapa hari ke depan.

"Metode belajar sementara dialihkan ke sistem daring agar anak-anak bisa beristirahat dan mendapatkan waktu untuk memulihkan diri dari trauma. Selama kegiatan belajar, mereka juga akan didampingi psikolog," terangnya.

BACA JUGA:Orang Tua Siswa Ungkap Kondisi Anaknya Pasca Ledakan di SMA 72 Jakarta: Harus Dioperasi Tiga Kali

Diyah menambahkan, masa pembelajaran daring ini akan berlangsung selama tiga hingga empat hari sambil menunggu hasil evaluasi lebih lanjut dari KPAI dan pihak sekolah.

“Kita masih berada dalam situasi darurat. Setelah 3 sampai 4 hari, kami akan melakukan evaluasi dan menentukan langkah selanjutnya,” tutup Diyah.

Kategori :